Sindir Menteri Soal Tes PCR Jadi Syarat Masuk Mal, Dokter Tirta: Gini Amat
Reporter
Dewi Retno
Editor
Istiqomatul Hayati
Rabu, 11 Agustus 2021 18:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Tirta mempertanyakan rencana Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mewajibkan tes PCR untuk pengunjung mal di Jakarta. Dengan biaya tes PCR yang tidak murah, Dokter Tirta menyindir keputusan Mendag ini.
“Di Jakarta, PCR dijadikan syarat masuk mal. Kesehatan buat semua rakyat, katanya. Yoi ga @Kemendag? Mau dagang PCR apa gimana,” cuit Tirta di akun Twitternya, Selasa, 10 Agustus 2021.
Tirta juga menyoroti harga tes PCR Rp 850 ribu dan lamanya menunggu hasil PCR. Ia menyebut di luar Jawa menunggu hasil PCR sampai butuh 5 hari. “Bukti saya siap kasih, pasien juga siap sharing,” cuitnya lagi.
Syarat tes PCR untuk pergi ke mal ini berlaku selama masa perpanjangan PPKM Level 4 sampai 16 Agustus 2021 mendatang. Ia mengunggah tangkapan layar berita yang menuliskan Mendag menjadikan hasil PCR-Antigen sebagai syarat masuk mal. “Gini amat Kemendag,” cuit Tirta.
Bahkan, dokter Tirta yang memiliki usaha perawatan sepatu, topi dan tas mengajak Kemendag untuk sama-sama berdagang. Menurut Tirta, mewajibkan tes PCR sebagai syarat masuk mal sama saja dengan membunuh mal dan toko yang adai di sana. “Yang untung mah yang dagang PCR. Gimane sih gini aja enggak paham,” cuitnya lagi.
Sementara itu Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi melalui akun Instagramnya @mendaglutfi, menjelaskan pernyataannya terkait pengunjung mal yang harus menunjukan hasil negatif PCR (2 hari) atau antigen (1 hari). "Ini berlaku bagi teman-teman yang tidak divaksin karena alasan kesehatan. Kedua, mengapa peraturan ini dibuat khusus untuk pusat perbelanjaan dan mal, karena sirkulasi udara di mal dan pusat perbelanjaan dilengkapi pendingin udara," tulis Lutfi, Rabu, 11 Agustus 2021.
Lutfi juga menjelaskan prioritas utama pemerintah adalah menekan laju penyebaran Covid-19, yang rentan dalam ruangan tertutup. “Pengunjung pusat perbelanjaan dan mal pada masa uji coba ini adalah yang ingin berbelanja dan dalam keadaan sehat,” tulis Lutfi.
Unggahan Dokter Tirta ini mendapat balasan dari netizen yang menyebut Tirta sudah tidak dibayar pemerintah, sehingga berani mengkritik. “Gue enggak pernah dibayar, remehin jumlah toko gue lu bro. Sini gue ajarin nyuci sepatu,” balas Tirta.
Dokter Tirta juga meretweet jawaban dari netizen di luar Jawa yang menceritakan pengalamannya untuk tes PCR. “Di Pangkalanbun belum ada lab swasta yang melayani PCR. Kalau mau PCR ya di RSUD. Itupun daftar dan antre dulu, bisa berhari-hari. Hasilnya juga baru keluar 3 hari paling cepet,” cuit akun @prischamutiara.
DEWI RETNO
Baca juga: Taat Protokol Kesehatan, Nora Alexandra Pakai Masker dan Jalani Tes Swab Antigen