Felix Siauw Bicara Soal Salat Berjamaah di Tengah Wabah Corona

Reporter

Marvela

Rabu, 18 Maret 2020 17:50 WIB

Ustad Felix Siauw memberikan tausiah di Masjid Jami An Nashru, Kelurahan Sukapura, Jakarta Utara. 25 November 2017. Maria Fransisca.

TEMPO.CO, Jakarta - Felix Siauw buka suara untuk menjawab keresahan umat Islam dalam melakukan salat berjamaah di situasi saat terjadi wabah corona. Menurut dia, ketentuan salat berjamaah bisa saja berubah tergantung pada situasi dan kondisi.

"Salat berjamaah itu istimewa, tapi bila anda penderita TBC, hukumnya menjadi berbeda bagi anda, salat berjamaah bisa jadi makruh bahkan haram, karena berpotensi menular. Apa yang bisa mengubah hukum salat berjamaah yang tadinya sunnah menjadi haram? Fakta. Darimana fakta ini? Dari para ahli, sebab mereka yang lebih tahu," tulis Felix di Instagramnya pada Rabu, 18 Maret 2020.

Ulama bertugas untuk membantu umat dalam mendalami sesuatu yang terjadi kemudian disesuaikan menurut ajaran Islam. "Jadi, bukan Islam yang berubah, tapi fakta yang dihukumi yang berubah, karena itu berubah pula hukum fiqihnya," katanya.

Ia melanjutkan, Islam tak pernah menutup diri dari fakta. Tugas ulama mendalami fakta yang disajikan ahli, lalu menghukumi dengan dalil yang paling tepat. "Namanya fatwa itu, jika benar pahalanya 2, jika salah pahalanya 1."

Felix menambahkan, jika ulama sudah memfatwakan di tengah situasi virus corona saat ini, umat Muslim diminta untuk secara mandiri salat di rumah dalam melaksanakan imbauan social distancing maka itu adalah hukumnya. "Jangan dibenturkan dengan dalil shalat berjamaah, sebar tulisan bahwa 'harus tetap ke Masjid', 'tetap hidupkan sunnah', atau 'lebih takut Allah atau corona', ini nggak tepat," tulisnya.

Advertising
Advertising

Namun masih ada masyarakat yang menganggap kalau dirinya tidak terpapar virus corona dan dalam keadaan baik-baik saja. "Masalahnya ini pandemi, dan kalau sudah sampai titik itu, kita harus ambil tindakan pencegahan paling ekstrim. Yaitu, menganggap kita semua sudah terinfeksi covid-19, dengan tindakan itu, kita bisa mencegah dan memutus infeksi, membantu para tenaga profesional kesehatan," tulisnya.

Menurut Felix, hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona adalah dengan meminimalisasi bertemu dan berkumpul apalagi di tempat keramaian. Hal tersebut juga bisa membantu mengurangi angka kematian. Bagi masyarakat yang menganggap kematian dan virus corona adalah sebuah takdir yang tidak bisa dihindari, Felix merasa kalau kajian sangat diperlukan untuk menjelaskan hal tersebut.

"Itulah kenapa ikut kajian itu perlu, hingga kita ber-Islam itu bisa semakin baik dari waktu ke waktu, insyaAllah kita coba bahas live nanti, kalau masih ada waktu. Intinya, jangan anggap kalau kita tetap salat jamaah di masa-masa begini sebagai 'lebih beriman', ulama lebih tahu hukum fiqih, kita tinggal ikut fatwa ulama saja," ujarnya.

MARVELA

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

19 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

22 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya