Pemberontakan Seni Patung Bali

Reporter

Editor

Minggu, 30 Desember 2007 20:13 WIB

TEMPO Interaktif, Gianyar: Dua galon air yang sudah kosong terbebat oleh tali plastik. Dari dua moncongnya, menyembul tali berwarna-warni yang menghubungkan kedua galon itu. Karya ini mengambil salah satu tempat dalam pameran patung "Konstruksi # 2" di Paros Gallery, Sukawati, Gianyar, 23 Desember 2007 hingga 23 Januari 2008. Menurut kreatornya, Wayan Gawiartha, karya tersebut melambangkan situasi masyarakat saat ini yang kehidupan sosialnya terkungkung oleh sumpeknya ruang dan perebutan sumber daya, termasuk air dan udara. "Galon itu seperti penjara bagi kita semua," ujar alumnus Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, angkatan 1999 ini.Ketika memanfaatkannya, orang tak lagi peduli pada kerusakan lingkungan akibat sampah plastik setelah galon pecah dan tak lagi bisa digunakan. Juga persaingan antara para petani yang membutuhkan air untuk irigasi dan perusahaan multinasional yang mengkomersialkan air sebagai barang dagangan. Karya ini sebetulnya lebih mirip sebuah seni instalasi. Namun, seniman kelahiran 30 April 1980 itu mengaku kurang peduli pada berbagai kategori. "Soal itu saya serahkan kepada kurator dan publik," perupa yang terbiasa bereksperimen dengan media nonkonvensional untuk meluapkan ekspresinya ini menegaskan. Adapun bagi Made Kaek, karya Gawiartha merupakan perkembangan mutakhir dalam seni patung di Bali. Ia menilai karya itu tetap bisa dimasukkan dalam koridor seni patung karena aspek tiga dimensinya meski dari segi bahan, bisa jadi merupakan sebuah pemberontakan. Sebab, seni patung umumnya hanya memanfaatkan bahan-bahan seperti kayu, batu, dan logam.Bagi pemilik Paros Gallery ini, sebuah guncangan memang dibutuhkan untuk memecah kebekuan seni patung Bali. "Sudah terlalu lama kami memperlakukan patung sebagai kerajinan untuk melayani turis," dia menegaskan.Karena terlalu menuruti industri pariwisata yang membutuhkan suplai suvenir secara massal, menurut dia, daya kreasi pematung Bali telah terbatasi oleh ide yang berasal dari cerita-cerita klasik, seperti Ramayana dan Mahabaratha. Juga dari kehidupan pedesaan, seperti patung petani, nelayan, dan binatang. Jarang sekali pematung yang berani menjelajah untuk mengolah ide-ide kontemporer yang mewakili dinamika kehidupan sosialnya, apalagi dengan medium-medium baru seperti yang dilakukan Gawiartha. Memang, puluhan patung yang dipamerkan, meski tak seekstrem karya Gawiartha, menebarkan atmosfer pemberontakan itu. Seperti karya I.B. Putu Gede Sutama Kursi Ampuh yang gampang diasosiasikan sebagai kursi milik orang yang berkuasa. Tapi pesan yang ingin disampaikan Sutama lewat kursi dengan paduan warna cerah dan serasi itu adalah pentingnya keseimbangan untuk tidak terjebak pada sang kursi (baca: kekuasaan).Ada pula karya I Made Suarimbawa yang terbuat dari bubur kertas. Semua karyanya yang diberi tajuk Let's Come Here to Comfortable itu tampak simpel dan sederhana menampilkan beragam ekspresi dan gerak manusia. Kekayaan patung itu, kata dia, lebih terletak pada perenungan di balik garis dan warna yang terbentuk dari proses pencampuran bubur kertas.Jejak patung tradisional Bali hanya bisa ditemukan pada karya Made Suparta yang menggunakan bahan besi. Ia mengambil gagasan dari kisah Ramayana dan sejumlah benda perlengkapan upacara, seperti tunggul dan umbul-umbul. Toh begitu, Suparta pun mengeksplorasi tema modern dengan karya berjudul Provokator yang menggambarkan aksi seorang tokoh dalam jaring-jaring sosial yang rumit. Menurut Kaek, pameran ini diharapkan memancing kreativitas seniman, bahkan bagi mereka yang telah terjebak oleh industri kerajinan. "Paling tidak, ada kemungkinan untuk mengolah dan memanfaatkan bahan-bahan alternatif," dia menegaskan. Sebab, kenyataannya kayu, paras, dan batu--bahan dasar patung--makin mahal dan sulit didapat. Dengan kreativitas itu, menurut dia, bukan tidak mungkin seniman akan dapat menyetir pasar industri kerajinan menjadi lebih memiliki nilai seni plus makin ramah lingkungan. l ROFIQI HASAN

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 menit lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

8 menit lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

11 Fakta Menarik Lamb of God, Band Kesukaan Jokowi yang Bakal Tampil di Hammersonic 2024

17 menit lalu

11 Fakta Menarik Lamb of God, Band Kesukaan Jokowi yang Bakal Tampil di Hammersonic 2024

Bukan kali pertama, Lamb of God pernah tampil di Indonesia. Band itu juga digemari Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

17 menit lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Jasamarga Transjawa Perbaiki KM 38 Tol Jakarta-Cikampek Mulai Hari Ini

17 menit lalu

Jasamarga Transjawa Perbaiki KM 38 Tol Jakarta-Cikampek Mulai Hari Ini

PT Jasamarga Transjawa Tol memperbaiki jalan di titik Kilometer atau KM 38 pada Ruas Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

17 menit lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

22 menit lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Tingginya Peserta yang Berebut Kursi PTN Lewat Jalur UTBK SNBT

26 menit lalu

Kata Pengamat soal Tingginya Peserta yang Berebut Kursi PTN Lewat Jalur UTBK SNBT

Jalur UTBK SNBT jadi jalur favorit banyak calon mahasiswa masuk PTN. Untuk menghindari jalur mandiri dengan uang pangkal besar.

Baca Selengkapnya

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

27 menit lalu

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

Anggota DPR RI mengkritik langkah pemerintah menurunkan status sejumlah bandara internasional. Dianggap minim kajian.

Baca Selengkapnya

Apakah Shen Yinhao Rugikan Timnas U-23 Indonesia saat Dikalahkan Uzbekistan? Instruktur Wasit PSSI Berikan Analisisnya

30 menit lalu

Apakah Shen Yinhao Rugikan Timnas U-23 Indonesia saat Dikalahkan Uzbekistan? Instruktur Wasit PSSI Berikan Analisisnya

Wasit Shen Yinhao dikritik netizen setelah Timnas U-23 Indonesia kalah dari Uzbekistan di Piala Asia U-23 . Instruktur wasit PSSI berikan analisisnya.

Baca Selengkapnya