TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara sekaligus produser film Senyap, Joshua Oppenheimer, menyediakan film Senyap alias The Look of Silence di Internet yang bisa ditonton secara gratis di YouTube. Oppenheimer bekerja sama dengan rumah produksi Final Cut for Real, VHX, dan Drafthouse menggarap film tersebut.
Film yang telah masuk dalam nominasi film dokumenter terbaik Oscar tahun ini bisa disaksikan lewat situs YouTube. “Sebagai sebuah hadiah dan surat cinta bagi rakyat Indonesia, sudah selayaknya film ini diberikan secara cuma-cuma,” kata Joshua dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Kamis, 10 Desember 2015.
Joshua berharap dengan penyediaan unduhan gratis dan streaming di YouTube, Senyap dapat ditonton banyak orang dan bisa membuka ruang-ruang perbincangan, serta dilaksanakannya sebuah rekonsiliasi yang adil di Indonesia. Dia juga berharap film ini bisa diapresiasi lebih banyak orang seperti halnya film Jagal alias The Act of Killing (2012) yang telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Dia juga berharap penyebarluasan Senyap bisa mengilhami desakan yang lebih besar bagi pemerintah Indonesia untuk segera menuntaskan persoalan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu. Film Jagal yang menjadi pendahulu Senyap, yang juga bisa diunduh gratis, telah berhasil mendorong Senator Tom Udall untuk mengajukan resolusi yang mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk ikut bertanggung jawab terhadap pembantaian massal 1965 di Indonesia.
Senyap mengisahkan Adi Rukun yang menelusuri cerita pembunuhan kakaknya pada 1965 lewat video rekaman yang dibuat Joshua. Adi kemudian memutuskan untuk mendatangi orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya itu dengan harapan dapat mendengarkan penyesalan mereka, sehingga dia dapat memaafkan dan hidup berdampingan dengan orang-orang tersebut sebagai tetangga.
Adi sendiri berharap meluasnya film Senyap akan mendorong pelurusan sejarah. Masyarakat Indonesia pun dapat mempelajari serta memahami sebuah sejarah kelam di Indonesia yang selama ini disembunyikan dari pengetahuan umum dan pelajaran sekolah. Senyap menunjukkan bahwa rekonsiliasi sekalipun merupakan jalan yang berat dan berliku, tapi harus dilalui.
Senyap diputar perdana pada 10 November 2014 dengan dukungan Komnas HAM dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan dihadiri lebih dari 1.500 penonton. Dengan sambutan dan minat tinggi, program Indonesia Menonton Senyap diinisiasi setahun lalu, saat peringatan Hari HAM Internasional pada 10 Desember 2014.
Sejak saat itu, Tim Senyap Indonesia telah membagikan lebih dari 1.700 DVD film Senyap agar bisa diputar di 118 kota dan kabupaten di seluruh di Indonesia dan menjaring lebih dari 70 ribu penonton.
YOHANES PASKALIS