TEMPO.CO, Jakarta - Produser Ifa Isfansyah mengatakan film tentang kehidupan gadis di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, Siti segera diurus persyaratannya untuk pemutaran reguler di Lembaga Sensor Film.
Film Siti, yang dirilis pada 2014 dan tayang perdana di beberapa festival film di luar negeri, akan tayang pula di bioskop Indonesia.
Dia tak menyangka film ini bisa masuk salah satu nominasi Film Terbaik serta empat nominasi lainnya dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2015.
Sejak awal, menurut Ifa, tak ada rencana memutarnya ke jaringan bioskop Tanah Air. Mendaftarkan filmnya ke panitia FFI juga tak terpikir karena harus lulus sensor lebih dulu.
Kendati demikian, panitia menghubungi dan meminta agar film Siti bisa terdaftar. Urusan LSF, kata Ifa, bisa diurus setelahnya.
"Ada rencana. Itu kenapa saya mau mengurus sensor," ujarnya dalam jumpa pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis, 19 November 2015.
Syarat yang tak terpenuhi itu bukanlah dari segi konten, melainkan dari segi copy film yang harus diproduksi cukup banyak. Pihaknya tak memiliki copy hingga batas yang ditentukan karena keterbatasan dana.
Proses produksi sendiri hanya menghabiskan dana Rp 100 juta. Setelah masuk dalam lima nominasi, tayang di jaringan bioskop nasional adalah cara agar film Siti bisa disaksikan lebih banyak penonton.
"Agar Siti bertemu dengan penonton di luar. Hal ini juga memperpanjang umur film, yaitu dengan mendekatkan ke penonton," ujarnya.
Film Siti mendapat lima nominasi, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, dan Penulis Skenario Asli Terbaik.
BISNIS