TEMPO.CO, Bandung - Saung Angklung Udjo, Bandung, membagikan ratusan angklung gratis pada perayaan hari pengukuhan angklung sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, Senin, 16 November 2015. Perayaan bertajuk Angklung Pride#5 tersebut dilakukan dengan permainan angklung bersama oleh umum selama 90 menit.
Direktur Operasional Saung Angklung Udjo, Mutiara Deciana Udjo, mengatakan siapa pun tanpa harus berkelompok bisa datang untuk main angklung bersama 400-500 orang. Acara tersebut digelar pada Senin, 16 November 2015, pada sesi Bambu Sore mulai pukul 15.30 hingga 17.00 di Jalan Padasuka 118, Bandung. "Kami bagikan angklung gratis dan hadiah lain," katanya saat ditemui Tempo di Saung Angklung Udjo, Ahad, 15 November 2015.
Pada Senin pagi, komunitas pemain dan pembuat angklung bakal merayakan hari pengukuhan ini bersama di Gedung Sate, Bandung.
Peserta seperti pengunjung biasanya diminta mendaftar dan membayar tiket masuk sekitar Rp 45-60 ribu untuk anak dan dewasa. Menurut Mutiara, sudah ada empat komunitas yang akan bergabung.
Sebelumnya, komunitas mitra diajak mengenal dan membuat angklung di Saung Udjo pada Ahad, 15 November 2015. Pada pertunjukan dan permainan angklung bersama, belasan lagu telah disiapkan tim angklung. "Para pemain sekarang terbagi dengan pertunjukan di Eropa, undangan kedutaan besar, dan konsulat jenderal RI," ujarnya.
Angklung Pride merupakan acara tahunan tiap 16 November. Pada tanggal tersebut lima tahun lalu, UNESCO mengukuhkan angklung sebagai warisan budaya tak benda Indonesia di Paris, Prancis. Angklung merupakan alat musik dari bambu buatan mendiang Daeng Sutigna, yang dipopulerkan oleh mendiang Udjo Ngalagena setelah keduanya berkenalan pada 1951.
ANWAR SISWADI