Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Seni di Pasar, Kenapa Tidak?

image-gnews
Mural di pameran Market Share oleh seniman dari Jerman dan Indonesia di Pasar PSPT, Tebet, Jakarta, 10 November 2015. Pameran tersebut memamerkan sepuluh seniman yang mengeksplorasi ruang publik dan realitas urban di pasar-pasar Jakarta. TEMPO/Frannoto
Mural di pameran Market Share oleh seniman dari Jerman dan Indonesia di Pasar PSPT, Tebet, Jakarta, 10 November 2015. Pameran tersebut memamerkan sepuluh seniman yang mengeksplorasi ruang publik dan realitas urban di pasar-pasar Jakarta. TEMPO/Frannoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hal yang aneh jika karya seni ditampilkan di galeri atau ruang pamer yang sangat memadai. Tapi kali ini, masyarakat bisa menikmati atau setidaknya melihat karya seni kolaborasi seniman Indonesia-Jerman di Pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan.

Pameran seni ini memang sengaja digelar di Pasar Tebet sebagai rangkaian acara Jerman Fest. Pameran berjudul Market Share digelar mulai 10 November sampai dengan 10 Desember 2015, menampilkan karya 10 seniman Indonesia dan Jerman dengan arahan dua kurator, Tobias Rehberger dan Ade Darmawan. Proyek Market Share merupakan kolaborasi antara Frankfurter Stafelschule dan Ruang Rupa Jakarta.

Menurut Ade, pemilihan pasar karena merupakan situs kerja pengelolaan pemerintah daerah Jakarta  untuk mengubah pasar tradisional menjadi lebih modern. Pasar Tebet Timur merupakan bentuk hybrid yang muncul karena tradisi pasar tradisional masih kental. Akibatnya, sistem pasar modern sering kali gagal.

 “Ini mungkin yang pertama kalinya di pameran di pasar.  Nah, di sini ruang menjadi ruang eksplorasi untuk para seniman,” ujar Ade saat pembukaan Market Share di Pasar Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, 10 November 2015.

Para seniman yang terlibat, antara lain, Angga Cipta, Betrand Flanet, Edi Danartono, Hanna-Maria Hammari, Julia Zabowska yang berkolaborasi dengan Carlos Franke, Liesel Burisch, Maharani Mancanegara, Muhammad Fatchurofi,  Putri Ayu Lestari, dan The Popo. Karya yang dipamerkan, antara lain, karya instalasi, peta, mural, serta teks slogan di pintu gulung penutup toko.

Dari karya 10 seniman, yang paling mencolok adalah karya Putri Ayu Lestari. Tengoklah sebuah bajaj gas yang gemerlap dan mencolok mata dengan warna merah jambu, Bajaj yang menjadi ikon transportasi publik.  Bajaj ini ‘ngetem’  di sisi jalan, tepat di depan undak-undakan pintu masuk pasar. “Bajaj ini saya sewa selama seminggu untuk menghubungkan dua pasar, yakni Pasar Tebet Timur dan Pasar Tebet Barat yang tak terhubung,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian dalam dan luar dihiasi pernak pernik merah jambu karya video dan buku harian. Putri sendiri yang akan menjadi sopir bagi penumpangnya selama seminggu ke depan. Mengantar dari Pasar Tebet Timur dan Pasar Tebet Barat.

Karya mural The Popo juga banyak dijumpai di beberapa sudut pasar. Isinya berangkat dari eksplorasi para pedagang dan pembeli untuk merespons ruang. Sedangkan, para seniman Jerman lebih mengeksplorasi ruang dan los-los pasar dengan ide karya mereka, seperti instalasi berjudul Prestige di salah satu los dari karya Hanna Maria Hammari atau tembok kapur Bertrand Flanet yang berjudul An Extreme Amount.

Sebelum anda tersesat atau ingin belanja sambil menikmati karya para seniman, cobalah ambil sebuah peta yang diletakkan di beberapa sudut pasar. Peta itu juga merupakan salah satu karya dari seniman Indonesia, Angga Cipta, yang berjudul Jeroan Pasar. Di sini, Anda bisa menemukan toko atau barang yang anda perlukan. “Dua minggu lagi akan saya perbarui lagi petanya,” ujar Angga.

DIAN YULIASTUTI

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.