Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dalam Pameran Ini, Pengunjung Dilarang Masuk Galeri

image-gnews
Warga melakukan aksi protes menuntut pelunasan ganti rugi saat peringatan 8 tahun semburan Lumpur Lapindo di tanggul desa Siring, Porong, Sidoarjo (29/5). Hingga 8 tahun usia semburan lumpur, masih banyak korban yang belum terlunasi ganti rugi tanah dan bangunannya. TEMPO/Fully Syafi
Warga melakukan aksi protes menuntut pelunasan ganti rugi saat peringatan 8 tahun semburan Lumpur Lapindo di tanggul desa Siring, Porong, Sidoarjo (29/5). Hingga 8 tahun usia semburan lumpur, masih banyak korban yang belum terlunasi ganti rugi tanah dan bangunannya. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Bandung, Wibi Rizqi Triadi, 27 tahun, tengah menggelar pameran tunggal perdana berjudul "Totem of the Earth Crust" di Galeri Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung, pada 17-24 Oktober 2015. Sementara biasanya pengunjung galeri bisa secara dekat menikmati suatu karya seni, kali ini pengunjung malah dilarang memasuki area pameran. Mereka hanya bisa menikmatinya dari kejauhan melalui jendela dan pintu kaca.

Karya seni instalasi itu berkisah tentang sejarah dan perkembangan sebuah daerah penghasil timah besar di Pulau Bangka,  tempat Wibi  dibesarkan. Dia  menyusun karyanya menjadi tiga bagian yang berlapis. Di lantai galeri terhampar tanah dan rerumputan berbentuk huruf "Q", dengan garis lintasan seperti di lapangan atletik. Lembaran seng mengisi bagian tengahnya. Di atasnya terdapat segunduk tanah dan pohon kamboja kecil, lalu bagian teratas berupa talang air.

“Idenya sejak 2012, ketika pulang dari Bangka, setelah riset dan mengamati kondisi di sana,” ujar lulusan design and multimedia dari Swinburne University di Melbourne, Australia, itu.

Pertambangan dilakukan untuk mengeksplorasi hasil bumi, membangun status sosial, dan mengubah masyarakat dengan hadirnya para pekerja tambang. Dari penelusuran naskah lama, kata Wibi, penambangan timah di Bangka sudah ada sejak abad ke-12. Setelah itu, pertambangan dikuasai penjajah. Mereka pun menguasai komoditas rempah di sana seperti merica. “Setelah diperkirakan pada 2030-2040 timah habis, masyarakat akan bagaimana,” katanya. 

Totem of the Earth Crust dapat dimaknai sebagai patung penanda suatu masa tentang upaya masyarakat di area pertambangan dalam mengakumulasi kekayaan dan status sosial melalui aktivitas pertambangan. Wibi memakai rumput, tanah, bunga kamboja, seng, cat, dan kawat baja, yang mewakili unsur di sekitar lingkungan pertambangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyajian karya itu cukup unik. Wibi mengurung karya dalam galeri yang luasnya kira-kira separuh ruang kelas sekolah, seperti benda arsip dalam etalase kaca berukuran besar. Pengunjung pameran dilarang masuk dan hanya bisa melihatnya dari jendela serta pintu kaca.

Jendela dan pintu itu pun menjadi bagian dari karya di dalam galeri. Wibi menuliskan kalimat "Is a poetry of existence" secara berulang-ulang dan terbalik arahnya dari kanan ke kiri. Saat pembukaan pameran, Sabtu sore, 17 Oktober 2015, ia menggelar pertunjukan seni dengan cara melanjutkan kalimat tersebut di pintu kaca. Pada bagian akhirnya, ia menulis "like echoes from a distance past"

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.