TEMPO.CO, Jakarta - Festival Nasional Teater Anak-anak (FNTA) 2015 menjadi ajang anak-anak Nusantara untuk berekspresi dan beraspirasi lewat media teater. Dalam festival yang diadakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, anak-anak yang merupakan perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia menampilkan pertunjukan teater dengan mengangkat tema dan persoalan dari daerahnya masing-masing.
Dari berbagai ragam cerita yang ditampilkan, salah satu yang paling menonjol adalah tema yang menggambarkan keprihatinan anak-anak terhadap lingkungan. Misalnya, Teater SD Cordova, perwakilan Kalimantan Timur, yang mengangkat cerita berjudul Kisah Kasih Hutan Kalim.
Lewat pertunjukan itu, mereka mengkritisi peristiwa perusakan hutan oleh pihak asing yang seenaknya ingin memiliki hasil hutan Kalimantan Timur dengan mengusir para penghuninya.
Anak-anak dari Bangka Belitung juga mengusung tema serupa. Mereka menampilkan cerita rakyat berjudul Kera dan Lutung Berebut Kelakak. Dari pertunjukan itu, mereka mengajarkan pelestarian alam dengan cara paling sederhana tapi sering diabaikan orang, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
"Kami melihat karakter manusia di Indonesia masih kurang kesadarannya dalam menjaga lingkungan, masih banyak yang buang sampah sembarangan," ujar Yosep Sanjaya, sutradara anak-anak Sanggar Kawalaiyo, perwakilan Bangka Belitung, kepada Tempo pada Selasa, 1 September 2015.
Lukman Fikri, 10 tahun, salah satu aktor cilik asal Bangka Belitung, pun menyadari pentingnya kebersihan di lingkungan sekitar. "Sangat penting karena kebersihan itu membuat hidup kita lebih nyaman," tuturnya.
Tema lingkungan juga diangkat oleh anak-anak dari Sanggar Seni Iriantos, perwakilan Papua Barat. Mereka mengangkat cerita tentang sagu, makanan kebanggaan masyarakat Papua yang kini terancam punah karena banyaknya pembangunan infrastruktur.
"Lahan tempat tumbuhnya sagu sudah mulai hilang karena adanya pembangunan, salah satunya di Teluk Wondama. Kami ingin menyampaikan persoalan ini kepada saudara-saudara kami di provinsi lain," kata Yanfadly Daimboa, anggota Sanggar Seni Iriantos.
Jose Rizal Manua, salah satu juri, menilai bahwa cerita-cerita yang ditampilkan oleh kelompok teater anak-anak itu banyak mengandung ajaran moral yang inspiratif. "Banyak grup yang menarik, yang mengekspresikan muatan atau kearifan lokal dari provinsinya masing-masing. Pesan-pesan yang mereka tampilkan perlu mendapat perhatian," ucap pendiri Teater Tanah Air ini.
LUHUR TRI PAMBUDI