TEMPO.CO , Makassar: Dentuman musik keras ala punk mengalun memecah keheningan Jumat sore itu di pelataran gedung FIS IV kampus Universitas Hasanuddin. Irama musik punk rock seolah menantang para penonton.
Beberapa anak muda yang berpakaian serba hitam akhirnya maju ke depan panggung sambil melompat-lompat gembira, seolah mengekspresikan cerita musik yang dimainkan. Fami, vokalis band The Hotdogs, terpaksa memindahkan pengeras suara agar tidak tersenggol oleh anak muda bertato yang sedang hanyut dalam musik.
Sebelum The Hotdogs memainkan musiknya, acara KBJamming Vol.18 diawali dengan diskusi tentang “Mencari Etos Punk dalam Skena Punk Rock Kekinian”. Acara yang digelar oleh kawan-kawan dari Kedai Buku Jenny ini menghadirkan Fami dari The Hotdogs, Alonzo Raintung dari Black Elvis, dan Ucok Manurung dari Lucky Bastard.
“Musik punk membuat kita lebih banyak mengeluarkan energi,” ucap Fami. Keinginan menghindari pekerjaan yang dalam pandangan masyarakat dianggap mapan membuat Fami teguh memilih jalur musik punk. Lelaki yang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Jurusan Ekonomi Pembangunan Unhas pada 1996 ini bahkan memilih tidak menyelesaikan kuliahnya.
”Saya sampai membuat tato di tubuh demi menghindari permintaan orang tua untuk mendaftar sebagai pegawai negeri,” ucap Fami. Lelaki ini mengaku mau bekerja apa pun asalkan yang tidak mapan. Pilihan jalan hidup Fami sempat membuat renggang hubungannya dengan keluarga.
Tato kecil itu membuat ayah Fami kecewa dan membebaskannya memilih jalan hidup sendiri. Pada awal 2000, Fami meninggalkan Makassar dan hijrah ke Jakarta. Di Ibu Kota, Fami belajar tentang menulis kreatif, musik, dan segala hal yang bisa menjadi bekal hidupnya. Selain tetap aktif bermain punk, Fami bekerja sebagai freelancer di salah satu perusahaan periklanan di Jakarta.