TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Jendela Ide menghelat konser perayaan 20 tahun, Jumat malam, 31 Juli 2015. Belasan anggota Jendela Ide membuat pertunjukan musik sekaligus tayangan visual dengan judul “Raag Javadwipa” selama 90 menit di Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung.
Bertindak sebagai konseptor dan Direktur Musik, Bintang Manira Manik, mengatakan persiapan tim dilakukan sejak 6 Juli lalu. Untuk pertunjukan musik, mereka membuat lagu-lagunya dari nol dengan corak world music. "Total ada lima lagu dengan durasi panjang-panjang," ujarnya, Rabu, 29 Juli 2015, di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung.
Pemain utama berjumlah sebelas dengan seorang vokalis perempuan. Mereka menggunakan instrumen seperti jimbe, kendang, drum, gitar, bas, sitar, dan tabla. "Musiknya bergaya blues, etnik, progressive rock, dengan improvisasi seperti jazz," ujar pemuda berusia 23 tahun itu.
Tiap lagu dibuat bersama dengan tema kisah-kisah lawas, seperti kisah cinta Dewi Amba dan Bisma, juga Sabda Palon. Menurut Bintang, mereka mengumpulkan kisah-kisah di negeri pulau padi atau Jawadwipa. "Tidak berarti hanya Jawa, tapi negara-negara lain yang sejak lama juga disebut Jawadwipa," tuturnya.
Untuk konser kali ini, Jendela Ide ingin penonton ikut berinteraksi, agar konser tersebut lebih meriah dan bersuasana akrab.
Koordinator umum Jendela Ide, Marintan Sirait, mengatakan tema perayaan 20 tahun ini bertajuk kolaborasi. Tujuannya, mengajak siapa pun memahami seni budaya sebagai ranah berkomunikasi, berjaringan, dan menggulirkan tujuan secara bersama.
ANWAR SISWADI