Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Wayang Dikawinkan dengan Silat dalam Satu Gelaran

image-gnews
Yayan Ruhian menunjukkan aksinya di dekat poster film The Raid 2: Berandalan saat ditemui Tempo di Jakarta (05/02). Yayan menjadi koreografer sekaligus bintang film laga dalam film The Raid dan Berandalan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Yayan Ruhian menunjukkan aksinya di dekat poster film The Raid 2: Berandalan saat ditemui Tempo di Jakarta (05/02). Yayan menjadi koreografer sekaligus bintang film laga dalam film The Raid dan Berandalan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bila umumnya pagelaran wayang urban berpadu dengan disiplin seni panggung lainnya, seperti teater, musik dan tari, namun kali ini justru melibatkan aksi pencak silat di dalamnya. Berdurasi sekitar satu setengah jam.

Pagelaran mahakarya wayang urban "Sumantri dan Sukrasana" yang dipentaskan Rabu (10/6) di Taman Ismail Marzuki (TIM) itu menampilkan aksi silat dari pesilat Yayan Ruhiyan selama beberapa menit.

Dalam durasi beberapa menit itu, Yayan yang mengenakan pakaian berwarna hitam menampilkan sejumlah aksi silat tanpa senjata. 

Dalang wayang urban Sumantri Sukrasana, Nanang Hape, menyajikan kisah secara ringan dan menghibur. Ia memadankan keberagaman musik, yakni gamelan dan alat musik modern seperti drum, gitar, bass, perkusi dan keyboard.

"Ini bukan mau dibanding-bandingkan. Teman-teman yang main alat musik gamelan bisa memainkan alat musik modern, tetapi main gamelan lebih bisa," kata Nanang.

Sementara itu, sejarahwan JJ Rizal mengatakan, lakon Sumantri dan Sukrasana tergolong jarang dimunculkan dalam pagelaran wayang.

"Dari sekian banyak lakon wayang, lakon Sumantri dan Sukrasana jarang dibawakan. Padahal, menurut saya kelasnya setara dengan lakon Dewa Ruci. Dari kisah Sukrasana bisa memenuhi semua nilai-nilai yang kita anggap penting. Bagaimana cara dapatkan hidup yang baik," kata Rizal.

"Sukrasana, mahluk paling setia di muka bumi. Sukrasana sulit dicari tandingannya untuk kegigihannya pada apa yang diyakini sebagai sumber kebaikan, seperti nilai kekeluargaan, kegotong royongan," tambah dia. 

Rizal mengatakan, hal paling menarik dalam kisah Sumantri dan Sukrasana ialah saat lakon Sukrasana terbunuh.

Menurut dia, Sukrasana ibarat sumber nilai-nilai kebaikan. "Dia (Sukrasana) sarana segala macam nilai. Bagaimana kalau itu dibunuh. Apa yg terjadi pada Sumatri ketika sumber nilainya dibunuh. Seperti kehilangan sumber mata air, kering kerontang," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumantri dan Sukrasana merupakan kakak beradik yang terlahir dengan rupa bertolak belakang. Sumantri terlahir sebagai pemuda berwajah tampan.

Sementara adiknya, Sukrasana, buruk rupa. Kisah bermula saat sang kakak, Sumantri harus pergi ke kota dan meninggalkan adiknya. Di kota, Sumantri berhasil didaulat menjadi abdi Prabu Harjunasasra. Ia pun diserahi tugas untuk memenangkan sayembara untuk memperistri Dewi Citrawati. Sumantri pun berhasil.

Persoalan mulai terjadi saat Sumantri merasa Prabu Harjunasasra tak layak memperistri Dewi Citrawati. Ia pun menantang sang Prabu melalui duel.

Pada sesi duel itulah, terjadi adegan silat yang menampilkan pesilat Yayan Ruhiyan bersama para pesilat lainnya.  Persoalan tak sampai di situ. Puncak cerita terjadi ketika Dewi Citrawati meminta sang suami, Prabu Harjunasasra memindahkan Taman Sriwedari, taman kesayangannya di Magada, ke Maespati dalam semalam.

Prabu menyetujui, namun memerintahkan Sumantri untuk melakukannya. Ketika Sumantri kebingungan, Sukrasana datang menyusul sang kakak dan berhasil membantunya memindahkan taman sesuai permintaan Dewi Citrawati.

Hanya saja, ketika Dewi Citrawati sedang berjalan-jalan di taman, tiba-tiba ia menjerit ketakutan karena melihat Sukrasana terselip di sela rumpun bunga. "Ada raksasa...," jeritnya. Sumantri yang merasa malu dengan rupa adiknya memerintahkan Sukrasana untuk pergi. Namun, Sukrasana menolak. "Pergi kau Sukrasana. Tempatmu bukan di sini," tutur Sumantri.

Dalam usaha menakuti Sukrasana, Sumantri merentang panah. Namun, naas, panas terlepas dan menancap di jantung Sukrasana. "Kakang Mantri," jerit Sukrasana.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

25 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.