Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Narasi Feminin 5 Perempuan Makassar

image-gnews
Ilustrasi Lukisan. dailydesigninspiration.com
Ilustrasi Lukisan. dailydesigninspiration.com
Iklan

TEMPO.CO , Makassar:Seekor kupu-kupu akhirnya berlabuh di atas sajadah, setelah terpenjara ruang gelap. Kupu-kupu dalam karya ilustrasi berjudul Sayap-sayap Religi ini adalah simbol perempuan. Irnawati menghadirkan sisi feminin dalam karyanya dengan menggunakan kupu-kupu yang mewakili perempuan.

Simbol kupu-kupu yang mewakili perempuan ini juga tampak pada karya berjudul Keadilan Gender. Digambarkan sebuah timbangan gender. Di salah satu sisinya hinggap kupu-kupu yang mewakili perempuan, di sisi lain terdapat kelinci yang mewakili lelaki. “Saya ingin memperlihatkan perlunya keadilan bagi perempuan dan laki-laki,” kata mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ini kepada Tempo, Senin lalu, di Auditorium Al-Amien.

Perempuan 23 tahun asal Enrekang itu menceritakan pengalamannya melalui gambar-gambar ilustrasi. Seperti dalam ilustrasi yang diberi judul Pijakan Berganda, Irna mencoba menggambarkan tentang perempuan yang harus memilih menjadi wanita karier atau menjadi perempuan soleh. Sosok perempuan dalam dua pilihan digambarkan dalam bentuk seekor kupu-kupu. Salah satu sayapnya bermotif uang kertas seratus ribu rupiah, sayap lainnya bermotif tulisan Al-Quran.

Irnawati memajang sembilan ilustrasi dalam pameran bertajuk “Narasi Perempuan” yang berlangsung sejak Ahad lalu itu hingga hari ini. Bersama Irna, empat teman perempuannya dari Seni Rupa Unismuh turut dalam pameran itu. Mereka adalah Riska Amelia juga menghadirkan karya ilustrasi, Siti Rahmatia menyajikan karya desain grafis, lalu Marwana dan Kurniah yang menghadirkan seni kriya.

Iqha—sapaan Riska Amelia—menampilkan tema fashion dan lifestyle. Perempuan kelahiran Kota Daeng ini mengaplikasikan teknik mix media dalam karya ilustrasinya. Karyanya yang berjudul Baby Fashion, Cantik, dan Make Over ini memadukan bahan berupa bulu hewan, kain, dan payet. Karya yang terkesan agak glamor ini terpenjara frame hitam yang sempit dan kurang rapi.

Berbeda dengan empat temannya yang mencoba mengeksplorasi sisi feminin, Marwana menggali kekayaan budaya lokal. Perempuan kelahiran Bulukumba, 24 tahun lalu, ini menyajikan kriya kayu berupa miniatur perahu phinisi. Bulukumba memang terkenal sebagai negeri panrita lopi—para pembuat perahu. Berbeda dengan miniatur phinisi yang sering kita temukan di toko-toko kerajinan, Marwana memaksimalkan penggunaan unsur kayu. Dalam karya berjudul Berlabuh, ia memanfaatkan gambol kayu sebagai tempat berlabuhnya perahu. Pasirnya dibuat dari serbuk kayu hasil gergaji.

Dalam Pelaut Ulung, Marwana memanfaatkan akar kayu yang serupa pohon. Tiap tangkainya menyangga perahu. Total ada tujuh perahu. “Pesan dari karya ini bahwa tidak akan tercipta pelaut ulung di laut yang tenang,” tutur Marwana. Melalui karyanya, Marwana ingin memperkenalkan budaya daerahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurator pameran, Muh. Faisal, menilai karya Marwana lebih mengarah pada orientasi produksi kreatif yang bisa saja bersifat profit dan kompetitif dalam industri lokal.

Menurut Faisal, tema “Narasi Perempuan” ini seakan mengiring kita kepada kehidupan perempuan. Di dalamnya tecermin keterkaitan dengan dunia sosial, budaya, religi, seni, dan pendidikan. Tema ini, kata Faisal, adalah suatu bentuk penegasan identitas perempuan.

Irnawati, kata Faisal, menghadirkan sindiran. Ia mempertanyakan banyak hal, mengkritik, sekaligus mempertegas sisi religi. Dalam Menuju Cahaya Tuhan, misalnya, Irna mencoba menghadirkan peristiwa dan fenomena perempuan dengan visualisasi simbol Al-Quran dengan minuman keras, uang, narkoba, serta cinta yang disimbolkan dengan mawar merah. “Irna punya kemampuan menangkap peristiwa-peristiwa yang ada dalam kehidupan perempuan.”

Riska Amelia juga mencoba menangkap hal-hal seputar dunia perempuan. Menurut Faisal, Riska punya keberanian dalam melewati proses kreatif. Dia menguatkan unsur artistik dengan teknik mix media yang berkembang dan populer pada era 1990-an.

IRMAWATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.