Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dipamerkan di Jakarta, Jimat Diponegoro Ada Penunggunya?

image-gnews
Geladi bersih pertunjukan Opera Diponegoro di Jakarta, Jumat(19/2). Opera Diponegoro merupakan hasil penulusuran panjang dari koreografer Sardono W Kusumo, terhadap sejarah dan sosok Pangeran Diponegoro. TEMPO/Dwianto Wibowo
Geladi bersih pertunjukan Opera Diponegoro di Jakarta, Jumat(19/2). Opera Diponegoro merupakan hasil penulusuran panjang dari koreografer Sardono W Kusumo, terhadap sejarah dan sosok Pangeran Diponegoro. TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Beberapa jimat milik Pangeran Diponegoro tengah dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur No.14, Gambir, Jakarta Pusat. Jimat-jimat berupa tombak, pelana kuda, dan tongkat yang pernah dirampas Belanda itu diletakkan di satu ruang khusus dengan cahaya yang sengaja dibuat temaram. 

Peter Carey, salah seorang kurator pameran bertajuk  “Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh Hingga Kini” itu memberi nama ruangan itu ruang arwah yang mengawasi. Sejarawan asal Inggris itu mengambil nama demikian dari sebuah lukisan Tahiti: Manao Tupapau (Arwah yang Mengawasi). Di Haiti, katanya, ada tradisi, saat senja berpendar, dipercaya terdapat arwah yang melihat kita semua.

Lalu benarkah ada arwah yang menunggui jimat-jimat itu? Entahlah, yang jelas di ruangan itu disediakan sebuah bangku panjang. Pengunjung disarankan duduk agak lama di situ dan meresap energi yang terpancar dari pusaka-pusaka Diponegoro tersebut. ”Mohon membuka sepatu Anda, tetap hening, dan rasakan daya sehingga Anda dapat menjalin hubungan dengan arwah,” tulis Carey di dinding. 

Pameran “Aku Diponegoro” digelar 6 Februari hingga 8 Maret 2015. Pameran ini merupakan lanjutan dari pameran “Raden Saleh dan Awal Lukisan Indonesia Modern” yang diselenggarakan  Goethe–Institut Indonesien, bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia, dan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia pada Juni 2012. 

Ketiga peninggalan Diponegoro di ruangan itu, menurut Carey, dirampas oleh Belanda saat ia disergap di Gowong pada 11 November 1829. Penyergapan dilakukan oleh pasukan gerak cepat ke-11 yang dipimpin Mayor A.V. Michiels. ”Setahu saya, selain itu, keris Kiai Nogosiluman juga dirampas. Sampai sekarang keris itu belum terlacak ada di mana, tapi pasti ada di Belanda,” ujarnya. 

Dalam penyergapan itu, Diponegoro bisa meloloskan diri dan merayap ke jurang. Selama tiga bulan, dia menyusuri jalan dari Gelagah sampai Kali Cingcingguling hingga 9 Februari 1830. Selama pelarian itu, dia tidur di gua dan gubuk. Dia bahkan sempat terserang malaria, tapi badannya cukup kuat. Hilangnya tombak sangat mempengaruhi Diponegoro. Tombak ini diyakini sang pangeran bisa memberi peringatan atas bahaya yang akan datang. Diponegoro langsung berpikir, dalam peristiwa nahas tersebut, dia dikhianati anak buahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat penyergapan itu, Diponegoro meloncat dari kuda kesayangannya yang tinggi besar, Kiai Gentayu. Belanda mengambil pelana kuda berwarna cokelat dengan pinggiran berwarna hijau tua itu. Pelana ini, kata Carey, cukup empuk. Sedangkan tongkat Diponegoro yang dirampas adalah tongkat yang sering dipakainya berziarah. Terutama saat ia menapaktilas rute-rute penziarahan Sultan Agung dan menyepi di gua-gua Pantai Selatan sejak 1805. Tongkat ini berasal dari Kerajaan Demak, terbuat dari besi sepanjang 153 sentimeter dengan cakra pelindung berbentuk bulat. 

Dalam mitologi Jawa, cakra adalah senjata Dewa Wisnu. Carey mengatakan hal ini cukup penting karena dikaitkan dengan kedatangan Ratu Adil atau Erucokro di tanah Jawa. Setelah dirampas, tongkat itu semula jatuh ke tangan cucu komandan perempuan pasukan Diponegoro, Nyi Ageng Serang, yakni Pangeran Adipati Notoprojo, yang dikenal sebagai sekutu Belanda. Notoprojo kemudian yang menyerahkan Kiai Cokro kepada J.C. Baud. Tongkat itu diserahkan pada Juli 1834, saat dilakukan inspeksi pertama di Jawa Tengah.

Pemerintah Belanda, atas inisiatif Ratu Juliana, mengembalikan pelana kuda dan tombak Kiai Rondhan pada 1978. Tombak kayu itu panjangnya 100 x 10 sentimeter, beranyamkan emas, berlian, dan besi serta bertatahkan meteorit. Sedangkan pangkal tongkat Diponegoro bersimbol cakra. Baru tahun ini keturunan J.C. Baud, Gubernur Jenderal Belanda di Jawa pada 1833-1836, yang menyimpan tongkat itu selama ratusan tahun, mengembalikannya kepada pemerintah Indonesia.

DIAN YULIASTUTI | SENO JOKO SUYONO

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

23 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

30 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.