TEMPO.CO, Bandung - Perhelatan Pasar Seni Institut Teknologi Bandung melibatkan sekitar 800 mahasiswa. Ajang transaksi karya seni, desain, dan kriya yang disebut terbesar se-Asia Tenggara ini berbiaya Rp 1 miliar. "Kami bekerja berbulan-bulan menyiapkan sambil kuliah," kata ketua panitia acara, Ignatius Gerry, di sela persiapan acara, Ahad, 23 November 2014.
Tradisi Pasar Seni ITB sejak dirintis perupa A.D. Pirous pada 1972 melibatkan seluruh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Menurut Gerry, mereka juga dibantu mahasiswa jurusan lain serta kampus di luar ITB. "Tema Pasar Seni sekarang 'Aku, Kita, dan Semesta', terkait situasi sosial sekarang yang terasa individualistis," ujarnya.
Area Pasar Seni yang mencapai sekitar dua per tiga luas kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung, dibagi menjadi tiga wilayah menurut tema. Panitia ingin meleburkan individualitas pengunjung dalam kebersamaan, sebagai sosok yang hidup bersama di alam semesta. Pendekatannya antara lain dengan menghadirkan empat seni pertunjukan, sepasang panggung, dan aneka instalasi.(Baca : Sebaran Wahana Unik di Pasar Seni ITB)
Selain itu, dalam acara yang digelar tiap empat tahun sekali ini ada 396 kios berbahan bambu dan kayu. Jejeran tempat berjualan ini diisi para pembuat karya seni, seperti Jeihan Sukmantoro, Nyoman Nuarta, dan Tisna Sanjaya. Produk desain dan kriya serta puluhan jenis makanan pun ada di sana.
Rencananya, Pasar Seni ITB akan dibuka Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada pukul 09.00 WIB. Seremoni itu diiringi acara bertajuk Kesegarun (dibaca: "kesegaran") berupa bersepeda dan jalan santai dari Balai Kota Bandung ke Pasar Seni ITB melintasi area car free day di Jalan Dago. "Tujuannya, agar badan sehat sambil mengajak orang ke Pasar Seni," kata Gerry.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler
Sineas Malang Tertantang Produksi Film Sendiri
Diiringi Pawang, Penari Tampil Seolah Kesurupan
Berburu Animasi Maskot di Tengah Pasar Seni ITB
Sujud Kendang Tampil Membuka Ngayogjazz 2014