Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wayang Krucil dan Golek Terancam Punah

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Pertunjukkan Wayang Golek Cepak Tegalan dengan judul Jamaluddin The Robbers karya Dalang Sri Waluyo di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, 23 Mei 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pertunjukkan Wayang Golek Cepak Tegalan dengan judul Jamaluddin The Robbers karya Dalang Sri Waluyo di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, 23 Mei 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Bojonegoro - Para perajin wayang krucil dan thengul di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terancam punah. Perajin wayang khas Jawa Timur bagian barat ini, mulai sulit ditemui akibat terhambatnya proses regenerasi.

Wayang krucil dan wayang thengul dikenal di sejumlah kabupaten di eks Karesidenan Bojonegoro. Seperti di Kabupaten Tuban, Ngawi, Jombang, Lamongan, Nganjuk, Mojokerto, hingga kota-kota di Madiun dan sekitarnya. Kesenian wayang yang kerap menggunakan lakon tokoh Umar-Amir ini, juga menyebar di Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan sekitarnya.

Wayang krucil dan thengul bahan bakunya dari kayu yang dibuat mirip boneka. Besarnya hampir sama dengan wayang kulit. Tetapi, wayang ini berbeda dalam penyampaian isi dan pesannya. Jika wayang kulit lebih menceriterakan soal sejarah Ramayana dan Mahabharata. Sedangkan wayang krucil dan thengul, diambil dari legenda rakyat yang biasanya mengangkat cerita dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Misalnya, di Kerajaan Majapahit, Mataram hingga kerajaan Demak. Wayang ini, biasanya dimainkan jika ada pelbagai acara. Seperti acara sunatan, sedekah desa, ruwatan, atau memeriahkan hari-hari besar di Jawa.

Di Bojonegoro, perajin wayang krucil dan thengul, kemungkinan jumlahnya tak lebih dari tujuh orang. Mereka sebagian sudah meninggal juga termakan umur sehingga sudah tidak berkarya lagi. Di antaranya perajin sekaligus dalang Mardi Degleg, dari Kecamatan Kapas. Juga ada beberapa perajin dari Kecamatan Gondang, Padangan dan juga di Kasiman.

Salah satu perajin wayang krucil dan thengul adalah Santoso,70 tahun, yang hingga sekarang ini masih terus berkarya. Pria yang tinggal di Dusun Kalangan, Desa Padangan Kecamatan Padangan, Bojonegoro ini, masih tetap menerima order pembuatan wayang krucil dan thengul.
Sebagai catatan, sebagian besar wayang thengul dan krucil yang dipakai para dalang di Bojonegoro, Blora dan Tuban, buatan Santoso. Selain dikenal punya ciri khas, terutama corak dan wajah wayang, serta serat-serat kayunya halus.

Menurut Santoso, karya wayangnya sudah banyak dikoleksi pada dalang di Bojonegoro dan sekitarnya. Selain itu, pesanan wayang juga datang dari Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya dan kota besar lainnya. Di Bojonegoro, misalnya sejumlah dalang terkenal, adalah wayang buatannya. Termasuk, wayang thengul dan krucil yang dikoleksi di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro. "Ya, banyak tersebar," ujarnya pada Tempo di rumahnya di Padangan, Bojonegoro, Sabtu 11 Oktober 2014.

Namun Santoso prihatin dengan kondisi sekarang ini. Banyak perajin dalang yang sudah tua dan meninggal. Bahkan, dirinya memperkirakan tak lebih dari tujuh orang perajin wayang krucil dan thengul. Dikhawatirkan, dalam lima tahun ke depan, wayang khas Bojonegoro ini, jadi punah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menyebut, di rumahnya ada anak lelakinya, Aris Sudarsono, yang juga berbakat menekuni seni pahat. Dari wayang kaligrafi dan sebagainya. Tetapi, jumlah generasi muda yang menekuni kerajinan ini, sudah sulit ditemukan.

Dalang wayang thengul dan krucil, Gatot Sujarwo, mengaku prihatin dengan jumlah perajin wayang krucil dan thengul yang langka. Dia mengakui, ada empat kotak, masih-masing kotak berisi 80 biji wayang hasil buatan Santoso. "Jumlahnya, tinggal beberapa orang," ujarnya pada Tempo yang ditemui di rumahnya di Desa Kasiman, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro.

Guru di sebuah sekolah Negeri ini, mengakui, jika lima-10 tahun mendatang, tidak ada regenerasi perajin dalang, dikhawatirkan akan punah kesenian ini. Makanya, di rumahnya Gatot juga tengah belajar membuat wayang bersama-sama para anak asuhnya. "Saya berharap, masih ada penerusnya," imbuhnya.

SUJATMIKO

Topik terhangat:

Mayang Australia | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD

Berita terpopuler lainnya:
Sanksi SBY Buat Nurhayati 
Jadi Tangan Kanan Prabowo, Aburizal Enggan Mundur 
Disfungsi Ereksi, Pria Ini Masukkan Baja ke Penis 
PAN: Pindah Kubu seperti Menceraikan Istri Teman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

20 November 2021

Konvensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Pedalangan dan Pewayangan di Yogyakarta, Jumat, 19 November 2021. Tempo/Pribadi Wicaksono
Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

Wayang kulit merupakan salah satu karya adiluhung Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui penetapan resmi pada 2003.


Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

21 Januari 2019

Pementasan wayang potehi di Klenteng Sin Tek Bio dalam perayaan Dewa Bumi Hok Tek Ceng Sin, Minggu, 20 Januari 2019 (TEMPO/Bram Setiawan)
Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

Wayang potehi dipentaskan pada 20-21 Januari dalam perayaan ulang tahun Hok Tek Ceng Sin, atau Dewa Bumi untuk kemakmuran dan jasa.


Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

11 November 2018

Sejumlah artis Ibu Kota dari Partai NasDem berfoto bersama sebelum mendaftarkan diri menjadi bakal calon legislatif (caleg) di kantor KPU, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018. NasDem mengajukan 20.391 calon anggota legislatif, mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga DPD, di antaranya artis Nafa Urbach, Tessa Kaunang, Addies Adelia, dan Krisna Mukti. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini digelar pada hari ke-2 perayaan ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah.


Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

11 November 2018

Ketua Umum Partai Nasdem dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir dalam acara penutupan pekan orientasi calon legislatif Partai Nasdem di Hotel Mercure Ancol, Jakarta pada Senin, 3 September 2018.  TEMPO/Dewi Nurita
Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

Acara ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah, akan ditutup dengan pembekalan calon legislatif partai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.


Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

27 Januari 2018

Pagelaran wayang dengan lakon Bima Jumeneng Guru Bangsa yang dihadiri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Mendagri Tjahjo Kumolo di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, 27 Januari 2018. TEMPO/Dewi Nurita
Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

Menurut panitia acara pagelaran wayang, Ki Purwo Asmoro yang tampil di acara ulang tahun PDIP ini adalah dalang favorit Presiden Jokowi.


Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

27 Januari 2018

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, memotong tumpeng saat menghadiri pagelaran wayang dengan lakon Bima Jumeneng Guru Bangsa di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, 27 Januari 2018. TEMPO/Dewi Nurita
Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

Megawati mulai menyukai wayang sejak kecil karena ayahnya, Presiden RI ke-1 Soekarno kerap menggelar pertunjukan wayang di Istana.


Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

11 November 2017

Dalang Ki Purbo Asmoro mengajarkan siswa memainkan wayang kulit di Jakarta Intercultural School (JIS) Elementary, Jakarta, 2 November 2017. Tempo/Ilham Fikri
Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

Wayang kulit menjadi salah satu benda seni yang dipamerkan dalam rangkaian Festival Europalia Indonesia di museum Kota Binche.


Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

26 September 2017

Wayang kulit karakter Gatotkaca hadir di serial Star Trek: Discovery. (Star Trek: Discovery)
Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

Ada wayang kulit dalam serial televisi Star Trek: Discovery episode terbaru yang tayang pada akhir pekan lalu.


PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

7 Juli 2017

Dua orang seniman berlakon sebagai Petruk dan Gareng dalam pertunjukan kesenian wayang orang yang berjudul Jayabaya Mukswa di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Surakarta (31/3). TEMPO/ Nita Dian
PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

Pada Maret lalu, PT KAI juga menyerahkan bantuan senilai Rp 150 juta untuk gedung kesenian itu.


Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

3 Juli 2017

Penari Wayang Orang mementaskan Pentas Opera Ramayana pada acara Bakdan Neng Solo di Benteng Vantenburg, Solo, Jawa Tengah, 28 Juni 2017. Pentas tersebut digelar sebagai promosi kota sekaligus diharapkan dapat memberikan hiburan bagi pemudik maupun warga yang berlibur di Kota Solo saat lebaran 2017. ANTARA FOTO
Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

Lakon Rama Tambak dalam Opera Ranayana ini tak hanya menyuguhkan konflik antar-kerajaan, tapi juga menyelipkan pesan-pesan lingkungan.