Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merayakan Budaya Pop di Asia  

image-gnews
Pengunjung menikmati karya Sam Siren asal Brunei Darussalam dengan judul Chasing The Rabbit Sounds dalam pameran Korea ASEAN 25th Anniversary New Icon Pop In Asia di Galeri Salihara, 18 Agustus 2014. TEMPO/Nurdiansah
Pengunjung menikmati karya Sam Siren asal Brunei Darussalam dengan judul Chasing The Rabbit Sounds dalam pameran Korea ASEAN 25th Anniversary New Icon Pop In Asia di Galeri Salihara, 18 Agustus 2014. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sudut Galeri Salihara dipenuhi ilustrasi dan video sesosok gadis berpakaian pemandu sorak bermata besar dengan rambut merah jambu. Sepintas, penampilannya langsung mengingatkan pada tokoh manhwa—sebutan komik dari Korea. Meski salah satu lutut dan matanya dibalut perban, sosok pemandu sorak dalam video tetap melompat dan mengayunkan pom-pomnya dengan semangat. Ilustrasi ini seperti memberikan pesan untuk pengunjung galeri.

“Banyak hal buruk terjadi di dunia saat ini yang membuat kita terluka, tapi kita harus tetap bersemangat dan memberikan semangat pada yang lain,” ujar Lee Hyun Jin, seniman pembuat instalasi ini, di Galeri Salihara, 15 Agustus lalu.

Lee adalah satu dari 13 seniman dari Korea dan Asia Tenggara yang ikut serta dalam pameran "New Icon: Pop in Asia", yang diselenggarakan oleh Center for Art and Community Management Surya University.

Pameran yang diselenggarakan untuk memperingati 25 tahun hubungan Korea dan ASEAN ini digelar di Galeri Salihara sejak 15 Agustus hingga 7 September mendatang. Dilihat dari tajuknya, pameran ini bertujuan untuk melihat bagaimana seniman dari setiap negara mengeksplorasi budaya populer, yang saat ini begitu menggurita.

Selain Lee Hyun Jin, ikut serta pula Lee Wan (Korea), Ise (Malaysia), Phunk (Singapura), Yuree Kensaku dan Maythee Noijinda (Thailand), Sam Siren (Brunei Darussalam), Sokuntevy Oeur (Kamboja), Ole Viravong Scovill (Laos), Arker Kyaw (Myanmar), Thomas Daquioag (Filipina), Ngoc Vo (Vietnam), serta Serrum dan Stereoflow (Indonesia).

Jeong-ok Jeon, kurator pameran ini, menyebutkan mereka adalah seniman terpilih dari setiap negara peserta yang memiliki ketertarikan terhadap budaya pop. "Kami juga mencari berbagai seniman yang memiliki pendekatan dan menggunakan media berbeda agar kita bisa melihat variasi dalam pameran ini," ujar Jeong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seniman Asia yang memilih pendekatan pop, ujar Jeong, punya kecenderungan yang cukup berbeda dengan seniman Barat. Seniman Barat lebih banyak menekankan pada aspek reproduksi dalam budaya pop. ”Sedangkan seniman Asia lebih banyak menggunakannya untuk membagi cerita personal mereka,” ujarnya.

Kecenderungan ini terlihat dalam karya-karya yang dipamerkan di galeri. Contohnya saja Sam Siren yang melihat Jakarta dari mata dan telinga seseorang dengan synesthesia—kondisi neurologis yang membuatnya melihat warna setiap kali mendengar suara. Ada pula Yuree Kensaku dan Maythee Noijinda yang melakukan interpretasi kontemporer terhadap dongeng rakyat Thailand. Juga, Thomas D. Daquioag yang mengangkat para pekerja kelas bawah sebagai tokoh superhero.

RATNANING ASIH


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

4 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

11 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.