TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan pameran "Ieu Kula" yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, berlangsung Selasa malam, 22 Oktober 2013. Pameran yang dibuka oleh Wakil Gubernur Banten Rano Karno ini diikuti sekitar 50 perupa dengan karya lukis, patung instalasi, dan fotografi. Kegiatan ini dihelat Lembaga Pengembangan Seni rupa Banten (LPSB) bekerja sama dengan Provinsi Banten dan Galeri Nasional. Menurut Ketua LPSB, Gebar Sasmita, pameran dengan judul "Ieu Kula" diangkat untuk menggambarkan bahwa masyarakat Banten memiliki potensi yang selama ini tak terdengar.
" Ieu kula dalam bahasa Sunda berarti ini aku. Aku di sini bisa berarti seseorang atau bentuk jamak Banten. Perupa ingin menunjukkan bahwa Banten ada dan perupa ingin mensejajarkan dirinya dengan daerah lain yang lebih dulu maju," kata Gebar.
Beragam tema ditampilkan para perupa. Di antaranya tentang Baduy. Baduy adalah suku khas di Banten. Bagaimana sosok orang-orang Baduy Dalam dan Baduy Luar tergambar pada sejumlah lukisan. Di antaranya lukisan berjudul Menikmati Perjalanan karya A. Muhsoni, perupa dari Tangerang, yang menggunakan media cat minyak di atas kanvas. Muhsoni menggambarkan empat orang Baduy dengan ikat khas kepala sedang menaiki angkutan umum. Dalam lukisan itu tidak terlihat percakapan, melainkan empat wajah dengan berbagai ekspresi .
Adalagi karya Azis Winasis berjudul Kula Budak Baduy. Dalam karya dengan media cat minyak ini, Aziz, perupa asal Tangerang, melukis seorang gadis kecil Baduy menggendong adiknya yang masih balita. Si gadis dengan rambut diikat, namun beberapa helai di antaranya terurai, menatap ke samping dengan bibir mengatup. Sementara sang adik dalam gendongan tanpa celana hanya berkaos dan berkalung manik-manik. "Lukisan itu berdasarkan potret diri yang saya ambil di Baduy Dalam pada tahun 2002 silam," kata Azis berkisah. "Namun baru saya lukis tahun 2013 ini."
Sosok lelaki sepuh Baduy menjadi sebuah karya fotografi ekspresif yang dibidik Ayip Iqbal Waladi dari Serang. Sang juru foto begitu detail memotret dari dekat seorang kakek berkemeja dan bercelana pendek hitam tertidur pulas, dengan posisi tubuh meringkuk yang sepertinya di atas trotoar. Tangan kirinya menyangga kepala yang mengenakan ikat khas Baduy berwarna biru bercorak. Sedangkan tangan kanannya memegangi paha kirinya yang kurus. Kaki kanan itu bertumpu pada kaki kiri dengan telapak kaki nyeker (tanpa alas kaki).
Karya foto yang berjudul Freedumb itu rupanya menarik perhatian dan hendak dimiliki anggota Komisi X DPR, Dedi "Miing" Gumelar, yang turut hadir pada pameran perupa Banten itu.
AYU CIPTA
Topik Terhangat
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten | Sultan Mantu
Berita Terpopuler
Ini Penyanyi Mabuk Duit di YouTube Agnes Monica
Luluhkan Hati Pacar Bulenya, Vicky Punya Jimat?
Sultan Mantu, Keraton Yogya Dijaga Panser TNI
Heboh Beritanya, Vicky: Gue Kayak Ngebom Ritz