TEMPO.CO, Jakarta -Eva Celia memamerkan senyumnya saat ditemui di sebuah rumah produksi di kawasan Pejaten, Jakarta. Sedikit keringat membasahi anak rambutnya. Ia baru saja menemui puluhan wartawan yang hadir dalam acara syukuran karena ia menjadi pemeran utama dalam film teranyarnya yang baru mulai digarap: Adriana.
Darah seni rupanya menurun ke dara berusia 20 tahun ini. Ibunya, Sophia Latjuba, menurunkan darah seni peran. Apalagi nama “bude”-nya, Mira Lesmana, juga beken di dunia film. Sementara sang ayah, Indra Lesmana, menurunkan darah seni musiknya. Maret lalu, ia pun tampil bareng ayahnya dalam International Jazz Festival 2013.
Dua dunia itu pulalah yang digeluti mahasiswa Musik di sebuah perguruan tinggi di Los Angeles, Amerika, ini. “Dari kecil saya sudah ingin ke sini. Saya juga besar di lingkungan yang penuh seni,” kata Eva, Rabu lalu.
Di film Adriana, tak hanya Eva yang terlibat. Ibunya adalah produser yang sekaligus menjadi co-director. Sedangkan ayahnya menjadi penata musiknya.
Sebelumnya, penggemar aktor Robert Downey Jr. ini pun sudah berakting di beberapa sinetron dan film, seperti Takut: Faces of Fear serta Jamila dan Sang Presiden.
Eva memang serius menggeluti dunia hiburan. Bahkan tahun ini ia mengambil rehat dari studinya dan sementara tinggal di Jakarta. “Baru masuk lagi Maret 2014 nanti,” katanya.
Sambil sering merapikan rambut dengan tangannya, Eva mengisahkan rencana kehidupannya di dunia film dan musik. Meski menyukai keduanya, Eva memilih lebih mengeksplorasi dunia musik. Ayahnyalah yang sering menyemangatinya. Musik, kata dia, dapat membantunya menyampaikan pesan-pesan. “Saya itu pemalu dan tertutup. Jadi dengan musik, saya bisa mengekspresikan diri saya,” ucapnya dengan sedikit aksen bahasa Inggris.
Eva sering menciptakan lagu-lagu yang menjadi alat komunikasinya dengan orang lain. “Aku kapan saja bisa bikin lagu. Tiba-tiba ide itu just come aja.”
Tak hanya pemalu yang melekat di dirinya. Eva juga dikenal suka melakukan berbagai kegiatan sendirian, meski memiliki teman yang tentu tak sedikit. Di Los Angeles, penyuka pedas ini kerap berkeliling untuk eksplorasi kuliner kota itu. Ia juga antusias jalan-jalan tanpa teman. “Saya suka hiking sendirian ke gunung di dekat rumah saya di LA,” tuturnya.
Ketika sampai di puncak, Eva hanya akan duduk sendiri dan menikmati pemandangan kota. Setelah sekitar 30 menit, ia pun turun dan pulang.
Memang agak aneh, Eva yang pemalu dan penyendiri ini begitu menikmati panggung dan dunia layar yang penuh sorotan. “I know… it's a contradiction,” katanya.
Menurut dia, sifat pemalunya tak boleh menjadi penghambat baginya untuk melakukan apa yang dia suka. “Nyanyi itu passion saya. Dan saya pengen have fun dengan penonton. Jadi harus bisa mengatasinya,” katanya.
Selain itu, ada hal lain yang selalu melekat pada gadis beralis tebal ini: dua kalung pemberian ibunya dan tiga gelang tali di tangan kirinya yang kerap dimainkannya saat ngobrol santai dengan Tempo. “Dua gelang ini enggak ada artinya, tapi yang satu ini pemberian sahabatku, artinya good luck,” Eva menjelaskan sebuah gelang bertali merah dengan tujuh buah salib kecil di sekelilingnya.
Meski gelang tersebut selalu ia pakai, bukan berarti ia bergantung padanya. Bahkan ketika tampil di atas panggung, walau deg-degan, Eva yakin tetap bisa tampil baik tanpa pengaruhnya.
MITRA TARIGAN