TEMPO.CO, Jakarta - Penulis Andrea Hirata ingin mencari keadilan atas tudingan yang ditujukan kepada dirinya. "Saya memutuskan untuk mencari keadilan atas tudingan yang sangat tidak benar oleh Damar," kata Andrea melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Februari 2013.
Andrea mengatakan ingin mempertahankan integritas karyanya, Laskar Pelangi, atas tudingan Damar Juniarto melalui tulisan Damar di Kompasiana dengan judul "Pengakuan Internasional Laskar Pelangi: Antara Klaim Andrea Hirata dan Faktanya" tanggal 13 Februari 2013. Menurut Andrea, tulisan itu memberi kesan yang sangat keliru atas upaya Andrea mengenalkan karya buku Indonesia kepada dunia.
"Saya sudah mendapat banyak saran dari para penggemar Laskar Pelangi. Dari anak-anak sekolah, rekan-rekan sesama penulis, guru-guru yang terinspirasi oleh Laskar Pelangi, dan dari para tokoh seperti Buya Syafii Maarif dan Bang Yusril Ihza Mahendra untuk berbuat sesuatu terhadap tudingan itu," katanya.
Ia meluruskan bahwa sampai saat ini kontrak penerbitan Laskar Pelangi telah mencapai 78 negara dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa asing melalui penerbit-penerbit terkemuka seperti Farrar Straus and Giroux, Random House, Hanser Berlin, Mercure de France, Atlas Contact, Penguin, dan Harper Collins. Hal itu memberi dampak yang amat positif bagi nama Indonesia dalam peta buku internasional.
"Apa yang dilakukan oleh Damar Juniarto sangat melemahkan upaya keras saya untuk mengangkat harkat dan martabat Indonesia melalui dunia buku dan tudingannya bisa menjadi preseden yang buruk bagi para penulis Indonesia lainnya yang tengah bersusah-payah untuk menerbitkan buku di luar negeri," katanya.
Tudingan lain Damar Juniarto kepada Andrea Hirata adalah bahwa Laskar Pelangi edisi Amerika sesungguhnya diterbitkan oleh Sarah Crichton Books, bukan oleh Farrar Straus Giroux (FSG), New York. Padahal, kata Andrea, selama ini ia selalu mengaku Laskar Pelangi edisi Amerika diterbitkan oleh FSG dan tidak pernah menyebut Sarah Crichton Books. Andrea merasa terzalimi atas kesan yang disebarkan Damar bahwa FSG hanya menerbitkan buku sastra kelas tinggi sehingga Laskar Pelangi tak pantas. Laskar Pelangi hanya pantas diterbitkan Sarah Crichton Books yang menurut Damar hanyalah sebuah penerbit buku-buku komersial dan bukan karya penulis yang dikenal.
"Tudingan ini bukan hanya membuat saya terzalimi, karena pembaca akan menuduh saya telah melakukan kebohongan publik. Namun Damar Juniarto telah pula melecehkan Sarah Crichton Books dan begitu banyak penulis bermutu yang telah diterbitkan Sarah Crichton Books," kata Andrea.
Andrea berpendapat bahwa Damar memiliki pengetahuan yang kurang memadai tentang sistem penerbitan buku internasional. Sehingga Damar Juniarto masih keliru dalam memahami makna imprint. "Kenyataannya adalah saya tidak punya kontrak penerbitan dengan Sarah Crichton Books. Kontrak penerbitan saya (author contract) hanya dengan FSG. FSG-lah penerbit Laskar Pelangi edisi Amerika," katanya.
Sarah Crichton sendiri, kata Andrea, adalah editornya. Karena kontribusi penyuntingan itu Sarah Crichton Books mendapat honor imprint untuk dicantumkan sebagai penerbit dengan nama berdampingan dengan nama FSG di beberapa publikasi Laskar Pelangi edisi Amerika. "Saya tidak boleh menyebut Sarah Crichton Books sebagai penerbit buku saya karena memang bukan," katanya. Ia kecewa atas cercaan dari banyak orang yang muncul akibat tudingan Damar Julianto yang menyesatkan.
Andrea berharap agar para penulis Indonesia lainnya terinspirasi untuk selalu membela integritas karya, apa pun yang akan terjadi. "Sejarah buku Indonesia akan mencatat siapa yang berjuang untuk buku Indonesia dan siapa-siapa yang justru melemahkan perjuangan itu," katanya.
"Sejarah telah pula memperlihatkan para penulis mengalami represi, dipenjara, difitnah, diancam, dan dibunuh. Anda tidak bisa menjadi seorang penulis jika Anda seorang penakut dan Anda tidak bisa menjadi seorang kritikus jika Anda seorang pembenci," kata Andrea, yang sudah menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai penasihat hukumnya.
MITRA TARIGAN
Berita terpopuler lainnya:
Demokrat dan PKS Dianggap Juara Korupsi
Aturan Baru SIM Tak Jadi Berlaku Maret Ini
Produk Nestle Terancam Ditarik di Indonesia
Di Museum Ini Pengunjung Boleh Tak Berbusana
Sekali Lagi, Ini Pembelaan Anas Soal Harrier
Marahi Wartawan, Dahlan Tegur Dirut PT Kereta Api