TEMPO.CO , Jakarta--Perempuan dengan sweter abu-abu dan celana jins itu terburu-buru memasuki sebuah restoran di Kuningan. Rambutnya yang panjang nyaris sepinggang berwarna cokelat kepirangan dibiarkan tergerai. Ia mendatangi kami dan minta maaf karena terlambat. "Maaf, ya, aku lupa memperbarui jadwal di HP," kata dara berusia 20 tahun ini.
Namanya Pevita Pearce, kerap disapa Pev. Koran Tempo Ahad, 24 November 2012 memotret profil artis cantik ini. Ia baru saja rampung pemotretan untuk film terbarunya, 5CM. Seusai pembuatan film tersebut, Pev memang disibukkan dengan jadwal promosi di mana-mana. Dalam sehari, dia bisa pergi ke tiga tempat sekaligus. Sementara biasanya seorang artis memiliki manajer untuk mengatur segala hal, Pevita memilih mengatur jadwal sendiri. Meskipun, ia juga punya manajer. “Tak mau sekadar terima jadi,” katanya.
Menurut perempuan bernama lengkap Pevita Eillen Pearce ini, dengan mengurus diri sendiri juga berarti menjadi proses belajar baginya. Memang tak mudah. Pemain di film Denias (2006), Lost In Love (2008), Rasa (2009), Sanubari Jakarta (2012), dan Dilema (2012) ini cukup sibuk.
Namun ia sabar mengikuti segala macam proses. Misalnya seperti ketika mengikuti casting film. Meski kerap mendapatkan tawaran bermain film tanpa casting, Pevita justru lebih memilih mengikuti seleksi terlebih dulu.
Pev tak takut harus bersaing dengan ratusan orang. Bahkan ketika casting untuk film Lost in Love, putri pasangan Bramwell Pearce dan Ernie Auliasari ini bersaing dengan lebih dari 1.000 orang. Tapi, perjuangannya memberinya buah menyenangkan. Berkat film itu Pev masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2008. “Semua itu biar aku merasakan perjuangannya,” ucapnya.
Pev juga tak berkeberatan bersusah-susah untuk proses syuting. Seperti saat pengambilan gambar 5CM yang mengharuskannya mendaki Gunung Semeru hingga puncak. Padahal ia belum pernah sekali pun mendaki gunung. Pev yang lebih menyukai pantai ini harus menghabiskan 18 hari di atas gunung. Bagi pengagum aktor Johnny Depp dan Leonardo DiCaprio ini, pengalaman tersebut tidak akan pernah dia lupakan.
Naik gunung memberikannya banyak pengalaman baru. Yang tersulit, katanya, adalah persiapan mental ketika mendaki, bukan persiapan fisik. Selama perjalanan, kata Pev, ia sering memikirkan tentang kehidupan. “Begitu sampai di atas, aku merasa kecil sekali dan apa yang sudah aku lakukan selama ini belum ada apa-apanya.”
Apalagi begitu di atas, kesulitan tak juga menghilang. Ia hanya mandi seminggu sekali. Air pun harus dibagi-bagi dan siapa pun termasuk Pevita tak boleh boros air.
Begitu turun gunung, Pev yang sejak dua tahun lalu menjalani bisnis aksesori “Hippearce” ini semakin menghargai pentingnya sebuah proses. Dia juga belajar untuk hidup lebih tenang dan tidak ngoyo dalam soal pekerjaan. “Ngejalanin hidup itu kayak naik gunung, harus mau bersusah-susah dulu, baru bisa nikmatin nanti.”
RIRIN AGUSTIA
Baca juga:
Pevita Pearce Diasuransikan Rp 10 Miliar
Sentuhan Ang Lee di Life of Pi Menakjubkan
Ebiet G. Ade Tak Sengaja Jadi Penyanyi
Pameran Tafsir Legenda Seni Jepang di Semarang
Shah Rukh Khan Perlu Serba Jumbo