TEMPO.CO,Yerusalem - Supermodel Bar Refaeli tak lama lagi menunjukkan kemampuan akting sebagai agen mata-mata Israel, Mossad, di layar lebar. Gadis 27 tahun itu bermain dalam sebuah film berjudul Kidon atau tombak. Film ini beralur maju-mundur, dari gang kriminal kecil di Israel hingga pembunuhan agen Mossad.
Kidon sebenarnya beranjak dari kisah nyata tewasnya Komandan Militer Senior Hamas Mahmoud al-Mabhouh di sebuah hotel bintang lima di Dubai, 19 Januari 2010. Polisi setempat mencurigai pelaku pembunuhan adalah agen Mossad dengan cara menyuntikkan succinylcholine (suxamethonium) ke tubuh target.
Sejumlah negara juga mencurigai Israel sebagai otak pembunuhan Mahmoud. Dasarnya adalah agen Mossad pandai menggunakan nama warga negara lain di paspor untuk pemufakatan jahat. Tapi seperti biasa, Israel dan Mossad yang memegang teguh kebijakan mereka tidak bersedia mengkonfirmasi ataupun membantah keterlibatannya.
"Film ini bukan dokumenter atau film sejarah. Saya hanya mengambil kisah Mahmoud," ujar Emmanuel Nakash, sutradara film berdarah Prancis-Israel. Kidon sendiri dulunya akan digunakan sebagai unit pembunuhan di agen Mossad.
Adapun dara Refaeli berperan sebagai Einav Schwartz. Agen berambut tergerai itu bertugas menggoda Mahmoud supaya terjebak dalam pembunuhan. Seluruh lokasi pembuatan film di kawasan wisata Eilat, Israel. Semua karakter adalah fiksi, kecuali Mahmoud, pemimpin Hamas yang didakwa Israel menyelundupkan senjata ke perbatasan Gaza.
Dalam satu adegan, Refaeli yang mengenakan gaun leopard berusaha menggoda Mahmoud dengan kibasan rambut pirangnya di bar Hotel. Mahmoud terkena umpan Refaeli, sehingga mereka keluar bersama-sama.
Mantan kekasih Leonardo diCaprio itu mengatakan sudah lama ingin berakting jadi agen mata-mata Israel. "Aku sangat suka menjadi agen Mossad, dan mungkin aku direkrut, siapa tahu. Aku pikir jadi supermodel adalah penyamaran terbaik," kata Refaeli.
Pada kisah pembunuhan Mahmoud, dua orang perempuan dilaporkan terlibat. Mereka memasuki kota Teluk Persia dengan paspor yang tidak terdeteksi dan berhasil lolos tanpa pemeriksaan pula.
Sebenarnya tidak ada indikasi godaan perempuan dalam kematian Mahmoud. Berdasarkan kamera CCTV hotel, sejumlah agen yang berniat membunuh Mahmoud hanya mengawasi pria kelahiran 14 Februari 1960 itu. Kamera mendapati sejumlah orang tampak menggunakan jambang palsu, wig, dan pakaian tenis yang kemudian mengikuti Mahmoud masuk kamar dan membunuhnya.
HAARETZ|DIANING SARI