“Kami sempat dapat kecaman LSM (lembaga swadaya masyarakat) karena lirik kami selama ini dinilai terlalu vulgar,” kata dedengkot yang juga gitaris Jamrud, Azis Mangasi Siagian, saat ditemui Tempo di Yogyakarta Jumat 6 April 2012.
Kecaman itu misalnya ditujukan untuk lagu Surti-Tedjo dari album Ningrat (2000). Dalam lagu itu Jamrud menceritakan secara gamblang perubahan gaya hidup seorang pemuda desa yang setelah merantau di kota kemudian mengenal gaya hidup West style dengan seks bebasnya. “Kami angkat realitas itu bukan untuk jadi pahlawan atau berikan solusi. Kami ingin kembalikan lagi potret itu untuk mereka pilih, terserah,” kata Azis yang memberi nama Jamrud dengan Jamrock pada 1990-an itu.
Azis yang selama ini menjadi pencipta mayoritas lagu-lagu Jamrud itu menuturkan generasi saat ini bukan generasi yang buta dan buntu untuk mengakses informasi dan realitas di sekitarnya. Ia dan temen-temannya di Jamrud pun mencoba menyesuaikan perubahan zaman itu lewat cara terbuka dan blakblakan demi memotret realitas yang terjadi. “Buat apa kami membawakan lagu untuk sesuatu yang tidak terjadi. Realitas yang terjadi memang begitu, kami nggak mau tutupi itu,” kata dia.
Semangat blakblakan itu tetap mewarnai album terbaru mereka Energi + dari Bumi dan Langit yang diluncurkan dalam konser perdana di Yogyakarta, Sabtu 7 April 2012. Bedanya, di album baru ini Jamrud mengaku lebih serius.
“Kami soroti juga politik yang makin ngawur sekarang, tapi tetap dari perspektif masyarakat awam,” kata dia. Misalnya dalam lagu Devil Wear Batik, Jamrud menyoroti para politikus yang suka cari aman untuk posisinya dan rajin membangun citra.
Musikus berambut panjang ini menambahkan generasi saat ini adalah generasi yang harus bertahan sendiri dengan serbuan nilai-nilai luar yang terus masuk lewat berbagai media seperti televisi dan Internet.
Model menggurui dan berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa dengan perubahan yang ada dinilai tak akan membuat persoalan pencarian identitas masa remaja itu rampung. “Kami nggak punya tujuan memperbaiki atau menggurui. Kami hanya ingin terbuka,” kata Azis.
PRIBADI WICAKSONO