TEMPO Interaktif, - Salah satu band rock ternama asal Amerika Serikat, R.E.M., mengumumkan pembubaran diri setelah 31 tahun berkiprah. Grup musik yang didirikan di Athens, Georgia, pada 1980 ini pernah sukses merilis dua album berjudul Out of Time dan Automatic for the People pada awal 1990-an.
Dalam pernyataannya, vokalis R.E.M. Michael Stipe, gitaris Peter Buck, dan basis Mike Mills mengatakan, “Sebagai R.E.M., sebagai teman-teman setia, dan anggota kelompok, kami memutuskan untuk menyebutnya sebuah hari sebagai sebuah band. Kami pergi dengan rasa syukur yang besar, keyakinan dan rasa takjub atas semua yang telah kami capai. Untuk semua pihak yang merasa tersentuh dengan musik kami, dari lubuk hati yang paling dalam kami ucapkan terima kasih karena sudah bersedia mendengarkan.”
Stipe menambahkan, “Seorang pria bijak suatu saat pernah mengatakan 'keahlian dalam menghadiri sebuah pesta adalah mengetahui saat yang tepat untuk pergi'.”
Mereka melanjutkan, “Kami membangun sesuatu yang tidak biasa bersama-sama. Kami telah melakukan sesuatu. Dan sekarang kami akan pergi dari itu semua," kata Stipe. "Kami berharap para penggemar menyadari ini bukanlah keputusan yang mudah, tapi segalanya harus diakhiri. Kami ingin melakukannya dengan cara yang benar dan kami melakukannya dengan cara kami.”
Grup band ini merilis album ke-15 Collapse into Now pada awal tahun ini. Mills berujar, ”Tidak ada ketidakharmonisan, tidak ada perpecahan dan tidak ada masalah hukum. Kami membuat keputusan ini bersama dengan damai dari hati kami yang paling dalam. Saat ini rasanya adalah saat yang tepat.”
Pada 1991, Out of Time menduduki peringkat papan atas musik di Amerika Serikat ataupun di Inggris. Album ini terjual 4,2 juta kopi di Amerika dan melambungkan lagu single lainnya Losing My Religion dan Shiny Happy People. Grup band ini juga memenangi tiga penghargaan Grammy Awards pada 1992.
Kemudian pada 1996 R.E.M. menandatangani kontrak rekaman senilai US$ 80 juta dengan Warner Bros. Anggota keempat mereka, drummer Bill Berry, pensiun pada 1997 dan kembali ke perkebunannya di Georgia.
Bertahun-tahun grup musik ini mengusung banyak tema di antaranya lingkungan, hak asasi manusia, dan pendaftaran pemilih. Menurut Buck, “Salah satu yang selalu menyenangkan dengan menjadi R.E.M. adalah rekaman dan lagu-lagu yang kami tulis berarti banyak bagi para penggemar kami seperti yang mereka lakukan pada kami.”
TELEGRAPH | ARBA’IYAH SATRIANI
