TEMPO Interaktif, Jakarta - "Aku juga ingin mengetahui dunia di luar sana," ujar Susu. Ia terus bermain sepak bola meski negaranya mencibir perempuan Iran yang menggemari olahraga itu. Badannya tambun, tapi gesit. Ia biasa menjadi kiper karena ia kapten tim kesebelasan nasional sepak bola perempuan Iran.
Narmila juga begitu. Meski wajah dan penampilannya lebih feminin, jelas ia maniak sepak bola. Untungnya, Narmila lebih bebas bergerak dan berekspresi karena orang tuanya tak melarang. Bahkan, ibu Narmila kerap menemaninya saat bermain bola di pinggir jalan. "Waktu kecil aku juga pernah diajari ibu bela diri taekwondo," ujar penggemar Shahrukh Khan itu.
Inilah sebagian kecil cerita yang tertuang di depan kamera saat pembuatan film semidokumentasi berjudul Football Under Cover. Film ini dipandu oleh Aya Najafi dan teman perempuannya asal Jerman. Film asal Iran yang digarap pada 2006 itu hendak menguak betapa sulitnya menyelenggarakan pertandingan sepak bola perempuan di Iran.
Salah satu film bertema remaja dan kebebasan itu menjadi pilihan dari sekian banyak film unik mancanegara (Thailand, Iran, Jepang, Filipina, Prancis, Singapura, Jepang, Vietnam, Amerika, dan Cina) berunsur propaganda di Q Film Festival 2009. Festival ini berlangsung hingga 5 Agustus ini dan diputar tersebar di Komunitas Salihara, Japan Foundation Summitmas, Erasmus Huis, Goethe Haus, Cemara 6 Galeri, Kineforum Taman Ismail Marzuki, CCF, dan Subtitles.
Terserah Anda akan membawa pulang persepsi apa setelah duduk manis menyaksikannya. Q Film Festival memang mengumandangkan sisi lain dari dunia yang tak tersingkap.
Maka ragam film unik banjir di sini. Dari klasifikasi film tentang kemanusiaan, tujuh film bisa jadi pilihan, di antaranya Diamonds, Blind Pig Who Wants to Fly, dan A Jihad for Love. Ada juga film tentang fashion, yang tergabung dalam jenis film berkategori Fashionably Queer.
Film kategori Hopefully Romantic banyak menebar film bertema gay, lesbian, dan seks. Beberapa di antaranya adalah Flood, A Moment in June, Dose, dan Pleasure Factory. Dua film tentang persahabatan para gadis ada dalam To Each Her Own dan Hanna & Alice. Selain itu, ada empat film bertema gay dalam kategori Touch My Body, dan dua film tentang penderita HIV-AIDS.
Film menarik lainnya dikategorikan dalam Glitter Queen, seperti film Thailand bertajuk Beautiful Boxer, garapan Ekachai Uekrongtham, yang banyak menyabet penghargaan dari berbagai festival film gay dan lesbian dunia.
Film ini berisi kisah hidup Parinya Charoenphol atau Nong Toom, petinju muda dengan talenta dahsyat yang mengumpulkan uang dari satu ring ke ring lain. Cita-citanya bukan untuk meraih gelar juara, melainkan untuk mencari biaya operasi kelamin. Sebab, di balik sisi Toom yang ganas, tersimpan jiwa feminin yang begitu besar. Ia pun menyukai bunga dan lipstik.
AGUSLIA HIDAYAH