Tak kurang dari Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang menjadi tamu kehormatan memuji kemeriahan karnaval kali ini. “Sepertinya lebih meriah dari tahun lalu. Ini perkembangan yang baik bagi budaya di Surakarta,” kata dia.
Saking bersemangatnya, penonton merangsek hingga ke tengah jalan. Aturan awal bahwa lebar jalan yang digunakan untuk peserta karnaval 12 meter tidak terpenuhi. Bahkan ada rombongan yang tertinggal hingga satu kilometer karena menunggu penonton ditertibkan terlebih dulu oleh petugas.
Jalannya karnaval juga sempat tertunda sekitar dua jam. Banyak penonton yang mengeluh karena harus menunggu lama dan berpanas-panas di pinggir jalan. “Saya sudah menunggu sejak jam dua siang. Tapi jam empat baru mulai diberangkatkan. Sebenarnya tidak masalah karena saya memang niat ingin menonton. Tapi ada baiknya lebih tepat waktu,” ujar Agung, warga Nusukan, Surakarta.
Direktur Program Solo Batik Carnival II Heru Prasetyo mengakui jika penonton kali ini lebih banyak dari gelaran sebelumnya. Selain itu, tema baru diangkat membuat penonton penasaran.
“Jadi wajar kalau banyak yang mendekat,” jelasnya. Dia menegaskan kekurangan yang terjadi dalam penyelenggaraan kali ini akan menjadi rekomendasi perbaikan di acara serupa di masa yang akan datang.
SBC menempuh rute 6,5 kilometer dari perempatan Purwosari hingga balaikota Surakarta. Peserta terdiri dari anak-anak, remaja, dan ibu-ibu rumah tangga. Sesuai dengan tema yaitu topeng, maka ditampilkan tiga jenis topeng utama, yakni Panji yang menggambarkan seorang raja atau ratu, Kelana yang menggambarkan ksatria, dan Gecul, topeng komedi.
UKKY PRIMARTANTYO