TEMPO Interaktif, Jakarta: Adik ipar almarhum Is Haryanto, Feri, 50 tahun, mengatakan dua minggu sebelum meninggal, Is Haryanto memberi wasiat kepada keluarga. "Pak Is ngumpulin keluarga untuk menyampaikan banyak pesan. Salah satu pesannya kepada Alice Adiyanti (anak kedua Is Haryanto) untuk mengurusi lagu-lagu yang ditinggalkan almarhum,” ujar Feri kemarin.
Is Haryanto meninggal di usia 61 tahun pada Selasa malam pukul Selasa (26/5) malam sekitar pukul 23.05 WIB karena kanker rectum. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Prosesi penghormatan terakhir almarhum Is Haryanto berlangsung di rumah duka Jalan Haji Nawi Dalam I Nomor 19, Fatmawati, Jakarta Selatan.
Karya Is Haryanto yang menjadi legendaris adalah tembang pop Jawa Rek Ayo Rek yang dinyanyikan Mus Mulyadi. Mus Mulyadi bersama Is Haryanto dan A. Ariyanto, adalah anggota band yang top pada 1970-an yakni Favourite's.
Isak tangis keluarga yang ditinggalkan almarhum tidak mampu terbendung pada sesi misa penghormatan terakhir sebelum peti mati ditutup. Satu persatu orang-orang yang ditinggalkan Is Haryanto menciumi orang yang selama ini dikaguminya.
Dimulai dari sang istri Ida Rusdawati, dikuti anak-anak, adik-adik kandung, cucu dan kerabat terdekat almarhum. Bagi sang istri, masa-masa setiap kali bersama-sama dengan almarhum Is Haryanto selalu istimewa di hatinya. “Seorang suami yang paling baik, sayang keluarga, ibu, dan anak-anak,” ujar Ida Rusdawati mengenang. "Saat bersama suami adalah yang istimewa,” tambah Ida.
Menurut dia, ada keinginan almarhum yang belum sempat dilakukan semasa hidupnya. “Keinginan menikahkan anak yang kedua, Alice Adiyanti,” ujar Ida kepada Tempo.
Vien Isdayanti, putri sulung almarhum, menggambarkan almarhum sebagai figur ayah yang bertanggung jawab. “Papa orangnya luar biasa, dia mencintai keluarga, dan orangnya care,” jawab Vien. "Saya dididik menjadi orang yang bisa dibanggakan dan bisa mandiri.”
Peti mati selanjutnya dibawa ke halaman rumah oleh enam orang dari Yayasan Penguburan Elim. Dalam keadaan peti masih diangkat, keluarga almarhum melakukan ritual adat Jawa terobosan dengan berjalan saling memegang bahu dari belakang ke depan menerobos ke bawah peti mati. Mereka berkeliling sampai tiga kali, dengan tujuan mohon doa restu dan mendoakan arwah almarhum.
Jenazah dibawa mobil ambulans menuju pemakaman umum Kandang Jurang Cilandak, Jakarta Selatan, diiringi sekitar 200 orang yang sebagian besar mamakai baju hitam. Pemakaman dipimpin pastur Kusdinanto. Keluarga almarhum Is Haryanto berada di samping liang lahat, di seberangnya sang pastur memulai khotbah sampai selesai. Lagu pujian mengalun mengiringi keluarga almarhum menabur bunga dengan berurai air mata. Selamat jalan Om Is...
MUSTHOLIH