Adegan Sendok-Garpu

Reporter

Senin, 22 September 2014 03:10 WIB

skokieparks.com

TEMPO.CO , Makassar: Ribuan sendok dan garpu berserakan. Ratusan buah tomat dan anggur berantakan di lantai panggung. Beberapa mangkuk berisi tomat bercampur anggur. Di lantai panggung itu, tersebar pula kain berwarna serta beberapa alat lainnya. Tiga orang tanpa baju dan hanya bercelana pendek tampil di depan panggung. Mereka Busrok Yusuf Busro, Scotlet, dan Roi Julian.



Scotlet yang gemuk sibuk memainkan tab. Sesekali ia berfoto selfie. Busrok berkacamata hitam memungut beberapa buah yang dikumpulkan dalam mangkuk di tangannya. Sedangkan Roi yang gondrong memegang miniatur kota, berbalut jaket antipeluru yang berisi puluhan garpu.



Adegan ini merupakan bagian dari teater yang berjudul Mangkuk Bakus—Usai Hujan Sendok Garpu Ketakutan di Bawah Kaki. Ketiga aktor ini berasal dari Bandar Teater Jakarta, yang turut meramaikan Festival Societeit De Harmonie, di Gedung Kesenian Makassar, Senin malam, 15 September 2014.

Teater ini mencoba mengangkat kondisi realitas masyarakat yang menjadi masalah lantaran hal-hal kecil. Menceritakan masyarakat urban dan tentang kemajuan teknologi yang tak terbendung, seperti yang diasumsikan oleh Aslan Abidin—dosen Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar—bahwa sendok-garpu tidak lagi menjadi alat makan, tapi untuk prestise, menunjukkan status sosial tertentu.

Dalam sebuah adegan, Busrok dibunuh dua perempuan yang diperankan oleh Scotlet dan Roi. Mereka berdua mengenakan kain yang dibalut untuk mempertegas kesan feminin. Cerita ini memang bukan rangkaian cerita utuh, namun kumpulan dari beberapa adegan. Mengusung visi untuk merefleksi keadaan masyarakat saat ini. “Saya ini produk modern. Kita lihat bagaimana kemajuan teknologi. Apakah kamu telah berdamai dengan hasrat?” ujar Malhamang Zamzam, selaku sutradara.
<!--more-->
Menurut dia, kemajuan teknologi tak terelakkan lagi. Manusia modern sekarang tak lagi mampu membedakan keinginan dan kebutuhannya. Belum lagi segala macam ketersediaan alat untuk memudahkan, yang membuat kita terlena dan memaksa kita untuk mengikuti hal tersebut, demi mendapat pengakuan sebagai manusia modern. “Saya ingin membawa penonton masuk ke dalam cerita. Dan setelah pulang ke rumah, penonton bisa berpikir bagaimana menghadapi kondisi seperti ini.”

Sempat terjadi insiden kecil dalam penampilan berdurasi sekitar 35 menit ini. Pelipis Busrok robek dan berdarah. Penonton sempat kaget. Namun penampilan tetap berlanjut. “Itu hanya kecelakaan kecil,” kata sutradara yang pernah menetap di tanah Bugis sebelum hijrah ke Ibu Kota.

Seniman Makassar, Asdar Muis R.M.S., yang menonton pertunjukan ini, menilai teater yang ditampilkan bukanlah seni pertunjukan, melainkan sajak pertunjukan. Ia menilai pertunjukan itu merupakan pertunjukan abstrak yang realis yang menggunakan sendok-garpu sebagai simbol perebutan demi mempertahankan hidup. “Kalau soal makan, bukan cuma di kota yang bermasalah. Di rumah saya dan di desa-desa mengalami hal yang serupa. Susah cari makan.”

Asia Ramli Prapanca juga ikut berkomentar. Menurut dosen UNM ini, penonton bisa beraktualisasi dengan pementasan yang berlangsung. Walau penampilan itu bukan berada di panggung, melainkan tepat di depan penonton, tak mengurangi nilai kesan yang ingin disampaikan. “Ini pementasan yang mencoba meruntuhkan sebab-akibat. Bukan pementasan yang linear-naratif.” Tak hanya itu, pementasan ini sifatnya lintas narasi, lintas tema, lintas wacana, serta lintas teks. Meski pertunjukan ini digarap hampir tiga tahun, sutradara mengaku belum menemukan racikan yang sempurna.

SUTRISNO ZULKIFLI

Berita lain:
Mega: Emangnya Saya Ngurusin Kabinet
Gerindra Kongres, Adik Prabowo Datangi Ragunan
Jokowi: Peluang PPP dan PAN Bergabung 80 Persen



Advertising
Advertising

Berita terkait

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.

Baca Selengkapnya