Seluk-beluk Lukisan Palsu Dibukukan  

Reporter

Sabtu, 10 Mei 2014 17:47 WIB

Dua orang model menunjukkan buku Jejak Lukisan Palsu yang diluncurkan oleh Perkumpulan Pencinta Senirupa Indonesia, di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (8/5). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis lukisan palsu yang makin menggurita beberapa tahun belakangan makin meresahkan kolektor dan pecinta seni Indonesia. Jaringan yang telah terorganisasi dan lemahnya dokumentasi karya-karya pelukis—bahkan termasuk karya beberapa maestro, seperti Sudjojono, Basuki Abdullah, atau Affandi—membuat makin terbukanya peluang melakukan praktek ini.

Perkumpulan Pencinta Seni Rupa Indonesia (PPSI) berupaya mengerem praktek ini dengan menerbitkan buku Jejak Lukisan Palsu Indonesia. Buku setebal 382 halaman yang ditujukan untuk kolektor ini ditulis oleh beberapa pihak yang telah malang melintang di dunia seni, seperti Agus Dermawan, Amir Sidharta, Asiong, Syakieb Sungkar, Deddy Kusuma, Seno Joko Suyono, dan lain-lain.

"Buku ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama yaitu investigasi praktek lukisan palsu, tulisan pakar, dan juga rekomendasi untuk kolektor bagaimana melihat lukisan palsu," ujar Syakieb Sungkar, salah satu penulis buku ini ketika ditemui pada acara peluncuran Jejak Lukisan Palsu Indonesia di Galeri Nasional, Kamis, 8 Mei, 2014.

Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi para kolektor dalam membeli lukisan. "Karena praktek pemalsuan makin parah sejak lima-enam tahun terakhir, seiring tingginya harga lukisan pelukis Indonesia," ujar Budi Setiadharma, Ketua PPSI, dalam sambutannya.

Banyak kolektor yang telah menjadi korban karena membeli lukisan bodong. "Saya sendiri, misalnya, pernah membeli lukisan palsu Affandi di pelelangan," ujar kolektor senior Deddy Kusuma. Ia mengatakan, ketika membeli, dirinya memang tidak terlalu memperhatikan detail lukisannya. Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ia menemukan banyak kejanggalan yang melunturkan keyakinannya bahwa lukisan tersebut adalah karya asli Affandi.

"Tidak hanya karya maestro, pelukis Indonesia yang masih hidup dan harga lukisannya mencapai ratusan juta juga mulai banyak dipalsukan," katanya.

Syakieb Sungkar menyebutkan, bila memang seorang kolektor terlanjur membeli lukisan palsu dan tidak bisa dikembalikan, hal yang sebaiknya dilakukan adalah menyimpannya di gudang. "Jangan dijual kembali atau diberikan pada orang," ujarnya. Alasannya, hal ini dapat mengaburkan identitas palsu lukisan tersebut.


RATNANING ASIH

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

59 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya