Sultan Mantu, Tamu Dijamu Kambing Guling dan Gudeg

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 19 Oktober 2013 17:34 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X mengarahkan calon menantunya KPH Notonegoro (kanan), dan adiknya bagaimana melakukan pondongan (membopong) pengantin putri saat melakukan gladi bersih Upacara Panggih dan Pondongan Pernikahan Agung di Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta, (19/10). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 200 kilogram daging kambing akan disiapkan untuk hidangan pernikahan putri Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro. Baik pada upacara panggih di bangsal Kencana Keraton Yogyakarta pada 22 Oktober maupun pada resepsi di bangsal Kepatihan pada 23 Oktober 2013.

“Daging kambing itu akan dipanggang. Itu menu kesukaan Pak Sultan dan Bu Hemas (permasuri Sultan),” kata Panitia Konsumsi Sumartoyo yang sekaligus General Manager Restoran Bale Raos Keraton Yogyakarta di bangsal Kencana, Sabtu 19 Oktober 2013.

Daging kambing panggang itu akan dipadukan dengan kare sayuran. Menu kare sayuran itu adalah menu yang jarang dijumpai. “Wah, beliau berdua suka sekali dengan menu itu. Tidak takut kolesterol,” kata Sumartoyo.

Sedangkan menu umum yang dihidangkan adalah menu-menu khas keraton Yogyakarta. Menu-menu tersebut adalah pesanan Hemas, karena tidak biasa dihidangkan di luar keraton. Antara lain gudeg manggar, tahu guling khas Yogyakarta. Juga ada kudapan seperti manuk nom, prawan kenes, dan randha tapa.

Untuk minuman ada es camcao. Sedangkan hidangan pada 23 Oktober ada burung puyuh lada hitam dengan minuman es ronde. “Ada juga menu internasional. Tapi tetap pakai rasa Indonesia,” kata Sumaryoto. Misalnya, sirloin dengan rasa rawon.

Sedangkan menu yang disukai kedua pengantin, menurut Sumaryoto tidak dipesan khusus. Yang dia tahu, baik Hayu maupun Notonegoro suka makan soto, khususnya soto ayam. Menu soto juga akan dihidangkan pada acara dua hari tersebut. “Kedua pengantin sangat Njawani, enggak neko-neko. Suka soto. Apa saja mau, asalkan bukan udang,” kata Sumaryoto.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

13 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

28 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

29 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

33 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

36 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

19 Maret 2024

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

14 Maret 2024

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

12 Maret 2024

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

12 Maret 2024

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya