Sepenggal Kenangan Bersama Veven Wardhana

Reporter

Jumat, 17 Mei 2013 16:41 WIB

Veven Sp Wardhana. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta -Sastrawan yang juga wartawan senior, Veven SP Wardhana yang meninggal dunia pada Jumat, 17 Mei pukul 01.30 dinihari meninggalkan banyak kenangan. Dia dikenal sebagai sosok guru, pemberi semangat dan penyuka humor.

Tahun 1996 hingga 1997 Veven pernah menjadi editor untuk Tempo Interaktif (sekarang Tempo.co). Situs yang dibuat setelah paska Majalah Tempo diberedel awalnya hanya dikerjakan oleh tim kecil antara lain almarhum Yusril Djalinus, Bambang Bujono, Toriq Hadad, Bina Bektiati dan Hadriani Pudjiarti. Ketika itu, ada beberapa mahasiswa yang menjadi wartawan untuk situs ini antara lain Ali Nuryasin, Mustafa Ismail, Edy Budiyarso, Wenslaus Manggut dan Iwan setiawan. Belakangan bergabung mantan wartawan Bernas, Yogyakarta Purwani Diyah Prabandari.

Dalam penerbitan awal Tempo Interaktif, setiap malam, Veven, Toriq Hadad dan Wahyu Murayadi -saat itu Wahyu juga wartawan dan editor di Majalah Forum Keadilan, menjadi penyunting naskah berita yang ditulis para wartawan Tempo Interaktif.

"Mas Veven pribadi yang kalem, tenang tidak banyak omong. Biasanya kalau mengedit berita Mas Vevevn memilih berada di meja paling sudut. Kalau kami sering senda gurau dan ketawa, Mas Veven sangat diam dan tenang mengerjakan tugasnya," kata Edy Budyarso yang kini Produser di RCTI.

Namun di balik kediaman Veven, banyak contoh positif yang dilakukannya. "Dari Mas Veven saya diajari menulis sesuatu dengan muatan kalimat sastra tapi tetap ringan bisa dikunyah atau dipahami untuk masyarakat umum. Saat itu, dia guru dan pemberi semangat mengajari kami menulis," kata Edy.

Veven pada masa Tempo Interaktif....
<!--more-->
Veven pada masa Tempo Interaktif saat itu, memang banyak mengedit tulisan nasional dan pokok tokoh. Tangan dingin dan kemampuan Veven sebagi penulis dan sastrawan memberikan sentuhan pada setiap tulisan yang dieditnya.

Di lain waktu saat malam-malam deadline Veven suka mengejutkan kami dengan gaya khasnya yaitu meninggikan kerah jaket yang dikenakan sebagai penutup kepala. Bila dilihat sepintas kerah jaket tersebut menjadi kerudung yang menutupi kepala dan membuatnya tenggelam dalam ketenangan mengedit naskah berita.

"Biar enggak kena AC, mesin pendingin. Kalau pakai topi entar mengurangi gantengnya saya he he," ujarnya bekelakar pada suatu malam menjawab pertanyaan kami mengapa dia melakukan kebiasaan ini setiap malam deadline? Jawaban spontan dan sederhana itu langsung mengundang tawa kami. Maklumlah, meski Tempo Interaktif saat itu terbilang media baru dengan eksistensinya hadir di dunia internet, tapi semangat dan cara kerja kami persis seperti media cetak di majalah Tempo yang diberedel 21 Juni 1994.

Juli 2012, kembali mendapat kesempatan bekerja sama dengan Veven sebagi volentir lepas Media Expert yang bertugas memberikan analisa tentang tren gaya hidup, gaya urban sosial dan hiburan oleh sebuah perusahaan Riset Nasional di Jakarta. Merajut kerja sama dan bertemu kembali dengan Veven seolah mempertemukan nostalgia bekerja satu tim di masa Tempo Interaktif dulu.

Di tahun 2012, Veven terlihat tidak lagi berbadan tegap dan gempal seperti di masa Tempo Interaktif dulu. Menariknya, saat itu Veven tidak lagi merokok dan lebih banyak menyantap makanan sehat dengan menu serba sayur, buah dan minum jus. "Saya harus menjaga kesehatan dengan pola hidup dan makan sehat ini," ujarnya saat melwati makan malam bersama.

Tak jarang dalam kesempatan sharing dan diskusi dengan para mahasiswa dan dosen yang tergabung di lembaga ini, Veven menuturkan bagaimana indahnya dan semangat kerja keras kami di Tempo Interaktif dulu. "Saya kenal Hani jaman TI, Tempo Interaktif dulu. Kami media pertama untuk online dan tetap semangat kerja meski di lapangan banyak yang mempertanyakan Tempo Interaktif itu apa?" kata Veven di depan forum diskusi tersebut.

Veven merupakan sosok orang rendah hati yang meski memiliki nama besar, jam dan pengalaman panjang tak membuatnya sombong atau susah berbagi ilmu. Dengan wartawan muda atau mahasiswa baru yang menemui atau menjadikan dirinya sebagai narasumber dan pusat referensi, Veven tetap terbuka dan memberikan banyak pelajaran, pengetahuan dan wawasan.

"Saya membaca buku-buku Mas veven. Dan setelah saya bekerja satu tim saat ini dengan Mas Veven saya banyak diajari berbagai pengetahuan tentang menulis. Awalnya saya takut, merasa ngeri dengan sosok Mas Veven yang sangat the legend sekali. Tapi setelah mengenal beliau tak sesombong yang saya bayangkan," kata Aruni Sitompul yang menjadi anggota tim di sebuah Pusat Riset Nasional, Jakarta.

Lain lagi dengan Galuh Ruspitawati...
<!--more-->
Lain lagi dengan Galuh Ruspitawati, wartawan tabloid Cempaka mengaku pernah merasa terbantu dengan sosok Veven. Tahun 1998, Galuh mengenal Veven dalam diskusi sastra yang digelar aktivis mahasiswa.

Saat itu, Galuh yang sedang menyelesaikan skripsi mengaku takjub baru mengenal sosok Veven tapi berkenan membantu skripsinya yang mandeg atau terhenti di tengah jalan. "Dari Mas veven, aku mendapat banyak bahan dan literatur untuk skripsiku. Mas Veven membantu memberikan literatur budaya Betawi plus rekomendasi ke beberapa tokoh budaya Betawi. Dia sosok pemberi semangat dan sosok guru sejati," kata Galuh sedih.

Kedekatan Veven tak hanya dengan para mahasiswa dan wartawan. Politisi dan Menko Hatta Rajasa pun menaruh perhatian khusus dengan sosok penulis berkulit hitam manis ini. Sabtu, 11 Mei lalu Hatta menyempatkan diri menjenguk Veven yang saat itu masih terbaring di ICU Rumah Sakit Adi Husada, Kapasari, Surabaya.

Seperti pesan pendek melalui telepon seluler yang dituliskan Terry, istri Veven kepada Tempo, Sabtu lalu diceritakan Hatta menjenguk Veven bersamaan dengan kunjungannya ke Surabaya untuk memberikan kuliah umum Tatangan Insinyur dan Scientist dalam AFTA 2015, di Institut Teknologi Surabaya.

Seperti dituliskan Terry, Hatta mengaku bahwa Veven adalah sahabatnya, dan dalam kondisi memprihatinkan begini, harus saling support dan membantu. "Pak Hatta bilang meski jarang bertemu dia mengenal Veven melalui karya dan tulisannya di media," kata Hatta seperti dituliskan Terry.

Hatta Rajasa menyampaikan duka citanya. "Kita kehilangan seorang sahabat, budayawan dan wartawan senior yang banyak memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.

Kini, sosok Veven telah berpulang dalam damai dan tidur panjang untuk selamanya. Selamat jalan Mas vevevn, kakak, sahabat, guru dan inspirator sejati!

HADRIANI P

Topik terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh


Baca juga:
Dinikahi Ahmad Fathanah, Surti Kaya Mendadak

Inggrid Selingkuh? Syarief Hasan: Totally Fitnah

KPK Akui Ada 20 Wanita Penerima Duit Fathanah

Nikahi Surti, Fathanah Belum Punya Anak

Berita terkait

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

7 Oktober 2022

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

Baim Wong mengklaim video prank laporan KDRT-nya ke polisi untuk edukasi ke masyarakat

Baca Selengkapnya

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

7 Oktober 2022

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

Pasangan Baim Wong dan Paula Verhoeven dilaporkan polisi atas tuduhan laporan palsu karena membuat konten prank KDRT

Baca Selengkapnya

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

15 Januari 2022

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKB Wisnu Wardhana mengatakan pemeran dalam video porno yang viral di media sosial bukanlah Nagita Slavina

Baca Selengkapnya

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

15 Januari 2022

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

Dugaan ini mencuat setelah polisi menangkap empat artis di awal 2022 karena narkoba,

Baca Selengkapnya

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

12 Januari 2022

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

Kuasa hukum Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Wa Ode Nur Zainab, membantah pernyataan hakim yang menyebut kliennya memakai sabu hanya untuk senang-senang

Baca Selengkapnya

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

9 Januari 2022

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

Penangkapan Naufal Samudra jadi pertanyaan karena polisi tidak menemukan barang bukti narkotika dan tes urine negatif.

Baca Selengkapnya

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

9 Januari 2022

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan tidak ada perlakuan khusus terhadap penyanyi Ashanty yang baru kembali dari Turki dan terpapar virus corona.

Baca Selengkapnya

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

4 Januari 2022

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

Cassandra Angelie mengaku sudah lima kali beroperasi dengan tarif sekali kencan sebesar Rp30 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

31 Desember 2021

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menangkap seorang artis sinetron berinisial CA dalam kasus dugaan prostitusi.

Baca Selengkapnya

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

12 Desember 2021

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

Sosok artis peran berinisial BJ yang ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan sabu diketahui adalah Bobby Joseph.

Baca Selengkapnya