Wayang Golek, Sarana Kritik Sosial dalam Humor

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 22 April 2013 03:32 WIB

Wayang golek. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Tegal:Pangeran Puger bersimpuh di hadapan Raja SUnan Mas. Ia melaporkan penyelenggaraan ujian nasional di Kerajaan Mataram tahun ini yang dianggap paling amburadul. Puger mempertanyakan percetakan yang dipilih. “Kok tetep bae milih percetakan kuwe? Ndisit kan wes tau bermasalah ing pengadaan surat suara Pemillihan Presiden 2009 (Kenapa tetap memilih percetakan itu? Dulu kan pernah bermasalah)”

Raja Sunan Mas hanya mengangguk. Sang Patih menimpali semestinya KPK masuk, menyelidiki ketidak beresan itu. “KPK mestine manjing, nyelidiki kasus kiye.” Lagi-lagi Sunan Mas mengangguk.

Saat raja hendak bertitah mendadak muncul satu personil grup dangdut Trio Macan yang bergoyang rancak. Suasana alun-alu Tegal segera pecah oleh suara tetabuhan seperangkat gamelan.

Begitu sepenggal alur dalam pertunjukan Wayang Golek di alun-alun Kota Tegal, Sabtu 20 April 2013. Wayang Golek diusung dengan bahasa Tegalan. Ratusan penonton memadati tempat pertunjukan yang baru selesai Ahad 21 April 2013 pukul 03.00. “Kalau dengan Bahasa Jawa yang ndakik-ndakik, penonton di sini cepat bosan karena tidak paham maksudnya,” kata dalang Ki Barep kepada Tempo.

Pertunjukan wayang golek ini merupakan peringatan hari jadi Kota Tegal ke 433. Sang dalang yang bernama asli Ahmad Jamnuri itu mengangkat kisah Babat Tanah Tegal. Kisah ini berlatar pemerintahan kerajaan Mataram setelah Amangkurat I. Namun, dalam pementasannya, dalang asli Kabupaten Tegal itu sengaja menyelipkan kritik sosial yang dikemas dalam humor dan banyolan.

Selain menyoroti bermacam isu nasional, pengelola sanggar seni Sorban Ireng itu mengangkat sejumlah persoalan tingkat lokal. Salah satunya ihwal menjamurnya tempat hiburan malam di Kota Tegal. Banyaknya perempuan pemandu lagu yang bersliweran dengan pakaian minim membuat Kota Bahari ini kerap diplesetkan jadi Kota Birahi.

“Wayang golek memang media paling tepat untuk menyampaikan pesan dan kritik sosial,” ujar Ki Barep. Sebab, guru olahraga di SMK 2 Slawi itu menambahkan, penyampaian kritik tersebut dikemas dalam humor. Sehingga pejabat atau siapapun yang jadi sasaran kritik tidak marah atau tersinggung. “Daripada marah, lebih baik membenahi agar ke depan tidak dikritik lagi.”

Pengamat seni Kota Tegal, Atmo Tan Sidik, mengatakan Ki Barep adalah satu dari dua dalang wayang golek asli Tegal yang sudah dikenal di tingkat nasional. “Satunya lagi Ki Enthus Susmono.” Dalam peringatan Hari Jadi Kota Tegal ke 428, 2008 silam, Atmo menerangkan, Ki Barep menyabet rekor MURI karena pementasan wayang yang diiringi kolaborasi berbagai jenis musik.

Meski berkonsentrasi di pagelaran wayang golek khas Tegalan, Ki Barep sejatinya berangkat dari pakeliran wayang kulit. Ki Barep kondang sebagai dalang yang mendobrak kemapanan. Selain kerap menyentil pejabat bermasalah, laki-laki 49 tahun itu dikenal sebagai pencipta wayang rock, wayang batok, wayang sholawat, wayang slumpring, hingga wayang dari limbah.

DINDA LEO LISTY

Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat

Berita Terpopuler:

Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah kepada Jokowi

Begini Tampang Tersangka Bom Boston Sesuai CCTV

Lion Air Jatuh, Boeing Beri Penghargaan Pilot


Berita terkait

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

20 November 2021

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

Wayang kulit merupakan salah satu karya adiluhung Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui penetapan resmi pada 2003.

Baca Selengkapnya

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

21 Januari 2019

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

Wayang potehi dipentaskan pada 20-21 Januari dalam perayaan ulang tahun Hok Tek Ceng Sin, atau Dewa Bumi untuk kemakmuran dan jasa.

Baca Selengkapnya

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

11 November 2018

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini digelar pada hari ke-2 perayaan ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

11 November 2018

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

Acara ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah, akan ditutup dengan pembekalan calon legislatif partai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

27 Januari 2018

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

Menurut panitia acara pagelaran wayang, Ki Purwo Asmoro yang tampil di acara ulang tahun PDIP ini adalah dalang favorit Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

27 Januari 2018

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

Megawati mulai menyukai wayang sejak kecil karena ayahnya, Presiden RI ke-1 Soekarno kerap menggelar pertunjukan wayang di Istana.

Baca Selengkapnya

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

11 November 2017

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

Wayang kulit menjadi salah satu benda seni yang dipamerkan dalam rangkaian Festival Europalia Indonesia di museum Kota Binche.

Baca Selengkapnya

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

26 September 2017

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

Ada wayang kulit dalam serial televisi Star Trek: Discovery episode terbaru yang tayang pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

7 Juli 2017

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

Pada Maret lalu, PT KAI juga menyerahkan bantuan senilai Rp 150 juta untuk gedung kesenian itu.

Baca Selengkapnya

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

3 Juli 2017

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

Lakon Rama Tambak dalam Opera Ranayana ini tak hanya menyuguhkan konflik antar-kerajaan, tapi juga menyelipkan pesan-pesan lingkungan.



Baca Selengkapnya