Ribuan Warga Padati Banyuwangi Ethno Carnival  

Reporter

Editor

Sabtu, 22 Oktober 2011 18:44 WIB

Banyuwangi Ethno Carnival. TEMPO/ Ika Ningtyas

TEMPO Interaktif, Banyuwangi-Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang digelar di Kabupaten Banyuwangi, Minggu, 22 Oktober 2011, disambut ribuan warga Banyuwangi dengan antusias. Warga memadati jalan sepanjang 3 kilometer, mulai Jalan Veteran hingga Jalan Ahmad Yani, untuk menyaksikan 420 peserta BEC yang tampil dalam beragam kostum.

BEC mengangkat tema ''Gandrung, Damarwulan dan Kundaran". Ketiganya merupakan kesenian tradisional asli Banyuwangi. Dari tiga kesenian tradisional itulah, peserta BEC kemudian melakukan modifikasi kostum sehingga tampil lebih kontemporer.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, BEC menjadi jembatan antara kesenian tradisional dengan modern supaya lebih bisa diterima di panggung internasional.Untuk memaksimalkan konsep tersebut, Banyuwangi menggandeng Dynand Faris sebagai konsultan. Dynand Faris selama ini dikenal sebagai penggagas Jember Fashion Carnival (JFC).

Namun, kata Bupati, konsep BEC berbeda dengan JFC. BEC, jelas dia, berakar dari kesenian tradisional yang tidak dimiliki oleh Jember. "Konsep BEC memadukan antara kreasi kostum dan gerak tari," katanya.

Karnaval dibuka dengan tarian Gandrung bertema "Gandrung dari Masa ke Masa" yang dibawakan seratus penari, mulai penari senior hingga pelajar SMP.Tarian Gandrung awalnya merupakan tarian sakral yang dipercaya telah ada sejak jaman Majapahit.



Gandrung berasal dari kata jawa yang berarti cinta atau terpesona. Tarian ini mengandung maksud sebagai ungkapan cinta kepada Dewi Sri atau dewi kesuburan karena telah memberikan kesejahteraan pada masyarakat agraris Banyuwangi.Di belakang Gandrung asli, sebanyak 119 peserta menampilkan kostum gandrung dalam berbagai modifikasi, dengan dominasi warna hitam dan merah.

Barisan berikutnya adalah kesenian Damarwulan. Kesenian ini merupakan teater rakyat Banyuwangi yang mengadopsi epos Minakjingga vs Damarwulan. Modifikasi kostum Damarwulan ditampilkan oleh 112 peserta. Seluruh kostum dan pernak-perniknya didominasi oleh warna biru, merah dan hitam.

Penampilan terakhir adalah kesenian Kundaran. Tarian ini muncul sejak pengaruh Islam masuk ke Banyuwangi. Pada awalnya Kundaran ditarikan oleh para pria namun dalam perkembangannya Kundaran ditarikan oleh wanita memakai pakaian gemerlap dengan gerak tari dinamis namun masih tampak keislamannya.



Kreasi kostum Kundaran menonjolkan warna oranye, hijau dan merah. Selain warna, tidak ada perbedaan mencolok pada kreasi kostum ketiga tema tersebut. Sebagian besar kostum sama-sama memakai mahkota dan modifikasi bagian sayap.

Fitri Dewi, 17 tahun, salah satu peserta BEC memodifikasi kostum Kundaran seperti kupu-kupu. Sayap berwarna hijau dan merah muda membentang di punggungnya sepanjang dua meter. Pernak-pernik bunga memadati dari kepala hingga kaki.

Siswa kelas 1 SMA itu mengaku kreasi kostumnya dibuat dalam waktu 1,5 bulan dengan menghabiskan dana Rp 6 juta. Biayanya memang besar karena seluruh bahan beli baru. "Seluruh dana dibiayai sekolah," kata Fitri.

Rudi Darmanto, 29 tahun, peserta lainnya merogoh kocek lebih murah yakni Rp 2 juta untuk memodifikasi kostum kesenian Damarwulan. Dia memodifikasi kostum dengan puluhan sayap di belakang punggung.

Peserta dalam BEC ini lebih dulu melalui seleksi. Kebanyakan mereka adalah pelajar. Mereka kemudian harus mengikuti workshop untuk dilatih cara membuat kostum dan berjalan dipanggung peragaan busana.


Advertising
Advertising


Ika Ningtyas



Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

7 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

11 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

57 hari lalu

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.

Baca Selengkapnya