Penyalin Cahaya Tayang dan Berkompetisi di Busan International Film Festival
Kamis, 2 September 2021 20:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Film Penyalin Cahaya karya sutradara Wregas Bhanuteja akan tayang perdana dan terpilih masuk dalam program kompetisi utama New Currents di Busan International Film Festival (BIFF) ke-26 di Korea Selatan. New Currents merupakan satu-satunya program kompetisi internasional film panjang di BIFF yang akan digelar pada 6-15 Oktober 2021.
Penyalin Cahaya atau judul internasionalnya Photocopier akan bersaing dengan sepuluh film dari delapan negara lain untuk memperebutkan empat penghargaan bergengsi, yakni New Currents Award, New Currents Audience Award, NETPAC Award, dan FIPRESCI Award.
Menurut Wregas Bhanuteja film merupakan medium komunikasi yang paling efisien. Setiap membuat film Wregas merasa ada tanggung jawab besar untuk menyampaikan argumen kepada penonton tentang kondisi saat ini. "Dengan bertemu penonton internasional, peluang film Penyalin Cahaya ini untuk didistribusikan ke negara lain pun semakin terbuka lebar. Artinya, masyarakat dunia juga dapat mendengar argumen film ini," kata Wregas dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Kamis, 2 September 2021.
Penyalin Cahaya yang berdurasi 129 menit merupakan film hasil pengamatan Wregas atas realitas tentang banyaknya penyintas kekerasan seksual yang tidak mendapat keadilan. "Film ini harus hadir untuk membangkitkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kita melawan bersama-sama kekerasan dan pelecehan seksual," kata Wregas yang juga sebagai penulis skenario Penyalin Cahaya.
Penyalin Cahaya bercerita mengenai Sur (Shenina Cinnamon) yang harus kehilangan beasiswanya karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Sur tidak mengingat apapun yang terjadi pada dirinya tadi malam. Ini adalah kali pertama Sur datang ke pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya, dan mendapati dirinya tidak sadarkan diri. Sur meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan) teman masa kecilnya, seorang tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.
Wregas menyampaikan alasan di balik pemilihan judul Penyalin Cahaya. "Sejujurnya Penyalin Cahaya adalah terjemahan literal dari photo-copy, photos dalam Bahasa Latin artinya cahaya, copy dalam Bahasa Inggris adalah salin, cahaya yang disalin, salinan cahaya, tapi ini adalah suatu orang yang secara aktif melakukan salinan tersebut maka disebut penyalin, Penyalin Cahaya. Siapakah penyalin cahaya itu? Akan kita lihat di sepanjang film," kata Wregas.
"Di tengah sistem yang tidak adil, melawannya adalah dengan semangat kolektif dan kebersamaan, menyebarkan kebenaran. Harapannya semangat itu tersalin, terlipat gandakan semakin banyak dan kita bisa melawan ketidakadilan tersebut," katanya.
Penyalin Cahaya juga dibintangi oleh aktor muda, Shenina Cinnamon, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, dan Giulio Parengkuan. Ini adalah debut Shenina Cinnamon menjadi pemeran utama di film panjang. Aktris berusia 22 tahun ini mengaku sejak awal sangat tertarik dengan alur cerita Penyalin Cahaya dan karakter Sur. Menurutnya film ini adalah salah satu cara untuk menyuarakan topik tentang kekerasan seksual.
Ia sangat bersyukur Penyalin Cahaya bisa tayang perdana dan ikut berkompetisi di BIFF tahun ini. "Ada perasaan tidak menyangka juga pastinya. Saya juga berharap dengan film Penyalin Cahaya, kita bisa mengharumkan nama Indonesia di kompetisi festival film internasional ini," kata Shenina.
Penyalin Cahaya juga dibintangi aktor ternama lainnya, seperti Lukman Sardi, Ruth Marini, Landung Simatupang, dan Rukman Rosadi. Penyalin Cahaya merupakan produksi film panjang pertama dari Rekata Studio yang berkolaborasi dengan Kaninga Pictures. Bersama Wregas, Rekata Studio sendiri sebelumnya melahirkan film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang juga masuk kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition dan lakukan World Premiere di Busan International Film Festival (BIFF) 2019.
Baca juga: Penyalin Cahaya, Film Panjang Wregas Bhanuteja Angkat Isu Kekerasan Seksual